WHAT'S NEW?
Loading...

Book : BioGraphic Novel : Che Guevara


Judul Buku : BioGraphic Novel : Che Guevara
Penerbit : Bentang Pustaka
Ilustrator : Chie Simano
Penulis : Kiyoshi Konno
ISBN : 978-602-7888-76-0

_________________________________________________________________________________

Blurb

Semuanya bermula dari sebuah perjalanan panjang. Che Guevara, bersama sahabatnya, bertekad untuk menjelajah Amerika Latin dengan La Poderosa II (Si Perkasa Kedua), motor butut Norton 500 cc. Petualangan yang seharusnya diisi dengan roman dan petualangan, justru memperlihatkan sisi gelap Amerika Latin. Mereka disuguhi penderitaan berat kaum miskin, yang tak berdaya di Tanah Airnya sendiri.

Sebagai calon dokter, Che Guevara merasakan sebuah ironi yang sangat pedih. Sementara ilmu kedokteran berkembang pesat dan mampu menyembuhkan beragam penyakit – penyakit kemiskinan dan kelaparan – yang menjangkiti masyarakat di belahan dunia mana pun, selalu tak tersembuhkan.

BioGraphic Novel : Che Guevara ini merupakan komik yang diadaptasi dari keberanian dan kisah hidup Che Guevara. Seorang revolusioner sejati yang membawa semangat kemerdekaan di Kuba, Argentina, bahkan meluas ke seluruh Amerika Latin.
________________________________________________________________________________

Tentang Penulis dan Ilustrator

Chie Simano adalah seorang seniman manga Jepang. Dia menerbitkan manga pertamanya yang berjudul “Mimi ni Nokoru wa” dalam Bigcomic Magazine pada 2003. Karya-karya terbarunya dapat ditemukan dalam banyak buku reverensi mengenai hewan dan serangga.

Kiyoshi Konno adalah editor sekaligus penulis berpengalaman di Jepang dan biasanya menulis tentang sejarah perang di dunia. BioGraphic Novel : Che Guevara adalah naskah manga pertamanya.
_______________________________________________________________________________

Mungkin banyak yang sudah tidak asing dengan sosok Che Guevara yang muncul pada tas, poster, kaos, maupun pernak-pernik lainnya. Namun sedikit yang benar-benar tau, siapa sosok Che Guevara, dan apa yang telah ia lakukan hingga potret dirinya digemari  banyak kalangan. Seperti yang tertera pada Blurb, Che Guevara merupakan seorang calon dokter yang kemudian menjadi pejuang revolusioner yang ingin memperjuangkan kemerdekaan semua umat. Baginya kemerdekaan yang hanya dapat dinikmati sendiri tanpa memperdulikan nasib kemerdekaan bangsa lain menunjukkan kegagalan kita sebagai orang yang merdeka.

Tak banyak komentar terkait buku ini. Saya menyukai ilustrasi yang disajikan, seperti komik Marvel, lengkap dengan penjelasan-penjelasan yang cukup mendetail. Terlebih lagi juga ditampilkan gambaran-gambaran Che Guevara dan sahabat-sahabat serta keluarganya.

Bookmark BioGraphic Novel : Che Guevara ini memiliki warna senada dengan covernya, dan diberi salah satu kutipan Che, sebagai berikut :


“Aku akan datang lagi. Selama ketidakadilan dan penderitaan yang mengikutinya masih ada, seseorang entah di mana, akan terus melawan….Orang-orang seperti kalian akan disambut oleh mereka yang kelak kembali meradang.”

Sesuai dengan kutipan yang tertera pada bagian dalam cover depan dari BioGraphic Novel : Che Guevara ini.

Pembuka kisah ini dimulai dengan kutipan Che Guevara yang membawa kita kedalam suasana heroik.

Jika hatimu bergetar marah melihat ketidakadilan, kaulah temanku

Bagian pertama diberi judul Penjelajah, yang mengisahkan kisah hidup Ernesto “Che” Guevara De La Serna, putra sulung dari Guevara Lynch dan Celia De La Serna.

Aku tahu bahwa ketika penguasa memisahkan manusia menjadi dua kelompok yang berlawanan, aku akan tetap bersama rakyat.

Ernesto kecil yang lahir pada tahun 1928 di Argentina mengidap penyakit asma, karena nya ibu Ernesto memilih mengajari Ernesto dirumah akibat ia sering tidak bisa masuk sekolah. Ernesto remaja terjun ke dunia Rugby dan sangat senang membaca serta menulis, kegiatan yang ia cintai seumur hidupnya. Ernesto memutuskan masuk jurusan kedokteran di Universitas Buenos Aires karena keinginannya membantu oraang lain. Sejak itulah ia berkawan dekat dengan Alberto Grandos, dan melakukan perjalan bersama 29 Desember 1951. Perjalanan panjang yang merubah hidup Ernesto.

Ernesto menjelaskan tentang perjalanannya sebagai berikut:


Pengalaman pertama kami menempuh jalanan yang tidak rata begitu mendebaarkan: jatuh sampai sembilan kali dalam sehari. Namun, seraya berbaring di ranjang lipat, satu-satunya tempat tidur yang kami kenal sejak itu, disamping La Pederosa, kami menatap masa depan dengan tidak sabar.Kami seperti bernapas lebih bebas, menghirup udara yang lebih ringan, hawa petualangan. Negara-negara nan jauh, aksi heroik, serta wanita cantik, berpusar-pusar liar dalam imajinasi kami.
Bagian kedua yang diberi judul Orang Luar mengisahkan tentang Ernesto sepanjang tahun 1953 hingga 1956.

Dengan risiko kelihatan konyol, aku berkata bahwa revolusioner sejati dipandu oleh kecintaan yang sangat besar. Mustahil revolusioner sejati tidak memiliki sifat ini.

Mengisahkan tentang kedatangannya ke Guatemala, hingga bertemu dengan Hilda, perempuan yang kelak menjadi istri pertamanya. Bukan kisah cinta yang mudah tentunya. Pada masa-masa ini jugalah Ernesto akhirnya bertemu dengan Fidel Castro, pemimpin pasukan Revolusioner Kuba. Itulah awal kisah bagaimana Ernesto akhirnya terjun ke dalam pasukan militer revolusioner Kuba. Ia dan kawan-kawannya yang berjumlah 82 orang menaiki sebuah kapal motor kecil, Granma yang sebenarnya hanya memiliki kapasitas 25 orang untuk menuju markas revolusioner.

Bagian ketiga yang diberi judul Gerilya, memuat kisah Ernesto pada tahun 1956 hingga 1959.
Aku bukan pembebas.
Pembebas itu tidak ada.
Rakyatlah yang membebaskan dirinya sendiri.

Bagian ini mngisahkan perjuangan Ernesto memperjuangkan kemerdekaan rakyat Kuba serta pertemuannya dengan Camilo Cienfuegos, yang kelak menjadi sahabat karibnya. Saat itu ia dan kawan-kawannya yang baru mendarat dari kapal Granma diserang tentara Kuba, dan hanya 12 orang diantara mereka yang selamat. 12 orang gerilyawan inilah yang kemudian berperang melawan 20.000 tentara Batista, pemimpin Kuba kala itu. Perjuangan yang jelas tak mudah itu membawa keberhasilan bagi Ernesto dan kawan-kawannya. Keberadaan kelompok Revolusioner Kuba pun mulai diakui dan diketahui masyarakat. Saat-saat ini pula lah Ernesto bertemu dengan Aleida March, yang kelak menjadi istri keduanya.

Kemenangan Ernesto dan kawan-kawannya di Santa Clara menjadi awal bangkitnya Revolusi di Kuba. Sekaligus pertemuannya dengan kedua orangtuanya.

Bagian Keempat, Revolusioner (1959-1965)

Tak ada definisi sosialisme yang sahih untuk kita, selain penghapusan eksploitasi manusia oleh manusia.

Bagian ini diawali kandasnya rumahtangga Ernesto dan Hilda, sekaligus awal bahtera rumah tangga ia dan Aleida. Ernesto pun memulai perjalanan diplomatic untuk mempromosikan hubungan persahabatan dan ekspor gula dari Kuba, yang disambut hangat oleh Presiden Nasser (Mesir), PM Nehru (India), Ir. Soekarno (Indonesia), Presiden Tito (Yugoslavia) dan pemerintah lainnya. Ketika berada di Jepang dan singgah di Hiroshima, Ernesto melihat keadaan kota dan mayarakat yang menderita akibat seranagn nuklir. Ia menjadi sangat takut dan khawatir jika kelak bencana tersebut menimpa rakyatnya. Saat inipula lah Ernesto kehilangan Camilo yang tewas pada suatu kecelakaan pesawat. Perjuangan revolusi Ernesto pun semakin sulit, karena banyaknya tekanan dari luar.

Berikut kutipan surat Ernesto untuk Fidel, ketika ia akhirnya memtuskan menyerahkan Kuba pada Fidel, dan memulai perjuangan revolusi-nya di negara luar yang masih tertindas.

Fidel,Saat ini aku teringat banyak hal… Ketika aku berjumpa denganmu… Suatu hari ketegangan akan datang dan meminta nyawa kita, dan kemungkinan akan hal itu mengejutkan kita semua. Belakangan, kita tahu itu benar, bahwa revolusi hasilnya selalu menang atau mati…Aku merasa telah memenuhi kewajiban yang mengikatku dengan revolusi Kuba di wilayahnya. Maka kuucapkan selamat berpisah kepadamu, kepada semua kawanku, dan kepada rakyatmu yang kini juga rakyatku.Aku telah menikmati masa-masa indah di sini, dan di sisimu aku merasa bangga menjadi bagian dari rakyat yang begitu tabah menghadapi hari-hari suram sekaligus bercahaya selama kisis Karibia.Jarang sekali ada negarawan yang lebih ulung darimu pada masa-masa itu… Negara-negara lain di dunia kini mengharapkan sumbangsihku yang tidak seberapa…Di sini, kutinggalkan harapan-harapanku yang paling murni sebagai seorang pembangun serta orang-orang yang paling kusayangi.Di medan juang yang baru, aku akan memegang teguh keyakinan yang telah kau ajarkan kepadaku… untuk melawan imperialism di mana pun berada.Jika akhir hayatku terjadi di bawah langit yang lain, pemikiran terakhirku hanya akan tentang rakyat di sini dan terutama tentang dirimu.Teruslah meraih kemenangan. Patria o muerte ! (Tanah air atau mati!)Kupeluk kau dengan segenap semangat revolusioner-ku!Che

Bagian kelima, Legenda (1956-sekarang)

Walaupun kematian mungkin mengejutkan kita, sambutlah kedatangannya jika teriakan perang kita telah mencapai satu telinga yang menerima dan tangan yang lain terulur untuk mengangkat senjata.

Perjuangan revolusi Ernesto setelahnya sangatlah tidak mudah, terlebih ia kini hanya berjuang seorang diri. Tak banyak rakyat yang ingin ia perjuangkan untuk turut serta membantu Ernesto.
Saat-saat itulah ia menulis surat untuk kedua orang tuanya.

Sekali lagi dibawah tumitku aku merasakan tulang-tulang rusuk Rocinante. 
(mengingatkanku dengan adik Doflaminggo-One Piece)
Aku kembali ke jalan dengan perisai di tangan…
Aku sangat menyayangi kalian, tapi aku tidak tahu bagaimana menyatakan rasa sayangku…
Aku sangat kaku dalam bertindak, dan kupikir kadang-kadang kalian tidak memahamiku.
Akan tetapi, untuk kali ini, percayalah padaku
Untuk kalian, peluk erat dari anakamu yang keras kepala dan tidak bertanggung jawab ini
Ernesto

Saat itu jugalah Ernesto menulis surat terakhir untuk anaknya, ketika kesehatannya kian memburuk..

Saat kalian membaca surat ini, artinya aku sudah tidak lag bersama kalian…Ayah kalian sejak dulu bertindak menurut keyakinan dan tentu saja setia pada pendiriannya.Ingatlah bhawa revolusilah yang utama dan bahwa masing-masing kita, seorang diri, tak ada artinya.Yang terpenting, cobalaah untuk selalu bersimpati terhadap ketidakadilan yang dirasakan siapapun di seluruh dunia.Itulah kualitas terbaik seorang pejuang revolusioner.Sampai kapanpun, anak-anakku, aku masih berharap dapat melihat kalian lagi.Cium sayang dan peluk mesraDari Ayah

Bolivia menjadi saksi akhir perujuangan Ernesto, tahun 1967 ketika ia tertangkap dan akan dihukum tembak oleh musuhnya yang gemetar memegang senjata. Ernesto pun berteriak, “Tembaklah pengecut, kau hanya akan membunuh seorang manusia!”
Kata-kata erakgir Ernseto sebelum bunyi tembakan menguap diudara.
Catatan harian Ernesto di Bolivia kemudian dibuku-kan dengan diberi kata pengantar oleh Fidel, sahabat terbaiknya.

Setelah 30 tahun berlalu, barulah jenazah Ernesto dikembalikan ke Kuba, pada 1997. Semua warga Kuba, termasuk anak-anaknya dan Fidel, datang untuk menyambut Che Guevera mereka yang pulang ke tanahnya. 

0 komentar:

Posting Komentar