Judul Buku : Murder in Mesopotamia
(Pembunuhan di Mesopotamia) - a Hercule Poirot Mystery
ISBN : 978-979-22-6675-7
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke : Ketujuh (Maret 2014)
Tebal
: 336halaman + cover
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Blurb
Atas
permintaan arkeolog Dr. Eric Leidner, Amy Leatheran bersedia menemani istrinya,
Louise, wanita yang cenderung ketakutan dan gelisah – dan membutuhkan orang
yang bias dipercayai. Louise menemukannya dari diri Amy. Tapia pa yang harus
dilakukan perawat muda itu terhadap kisah-kisah ganjilMrs. Leidner tentang
suami pertamanya, mata-mata Jerman yang telah tewas, yang telah kembali dengan
murka untuk menghancurkan rumah tangganya yang baru.
Kisah
tentang ancaman-ancaman mengerikan dan peringatan-peringatan mencekam? Kisah
bahwa semua orang berkaitan dengan khayalan yang begitu nyata – dan mengganggu?
Meskipun lebih dari sekadar khayalan yang menghantui Mrs. Leidner yang malang
hingga mati, kisah ini akan membawa imajinasi cerdas Hercule Poirot membongkar
fakta-fakta aneh dalam khayalan wanita itu.
________________________________________________________________________________
Cover cetakan
ketujuh dari buku Agatha ini terlihat lebih kuno dibandingkan buku cetakan
keenam. Namun justru itulah daya tarik novel ini bagi saya pribadi. Walaupun
tidak memiliki aroma khas pada kertas-kertasnya, buku ini (tetap) sukses
menarik perhatian saya. Kasus yang diceritakan merupakan kasus yang Poirot
pecahkan selepas kasus lainnya di Suriah, sebelum ia melanjutkan misteri di Orient
Express.
Sudut pandang
buku ini dipegang oleh Amy Leatheran, suster muda asal London yang mengikuti
pasiennya ke Baghdad. Amy kemudian bertemu dokter Reilly yang memintanya untuk
menjaga istri seorang kenalannya yang merupakan Arkeolog di Tell Yarimjah dekat
Hassanieh. Banyak gunjingan tentang calon pasiennya yang didengar oleh Amy sejak
ia menerima tugas tersebut, dan begitulah kisah ini berawal.
Awalnya saya
pikir karakter Amy serupa dengan karakter “detektif” yang muncul pada novel Murder
is Easy dan Mayat dalam Perpustakaan. Seorang wanita cerdas yang lebih
banyak diam dan mengamati. Namun ternyata Amy tipe yang sedikit tergesa-gesa
menurut saya.
Terkait kasus
pada kisah ini, Agatha kembali membuat saya tidak dpat yakin dengan tersangka pilihan
(?) saya. Pelaku sebenarnya yang telah saya duga dari awal terkesan tak mungkin
bersalah pada pertengahan kisah, sehingga saya tidak dapat benar-benar yakin
dan mulai mempertimbangkan pelaku lainnya. Hanya saja ketika saya telah yakin
siapa karakter lainnya yang punya potensi menjadi pelaku sebenarnya saya
seringkali bingung dan tak dapat mengerti. Pastinya kisah kali ini tetap sangat
menarik untuk dinikmati.
0 komentar:
Posting Komentar