WHAT'S NEW?
Loading...

Book: Leviathan (The Fallen #2)

Makhluk itu mengintai dalam beku, berharap satu jiwa lagi terlena dan hilang waspada.


Judul Buku : Leviathan (The Fallen #2)
ISBN : 978 — 979 —433 – 638 - 0
Penerbit : Mizan Fantasy
Penulis : Thomas E. Sniegoski
Cetakan ke : Pertama (September 2011) – Indonesian Translation
Tebal : 330halaman + cover

_________________________________________________________________________________

Blurb

Kota itu tak ubahnya seperti kota lain. Namun, dalam kelazimannya itulah naluri angelik Aaron justru merasakan sebuah keganjilan. Wajah-wajah yang kelabu, hewan-hewan yang bertingkah aneh, seakan memberi tanda sesuatu tengah menantinya. Puncaknya adalah hilangnya Camael dan Gabriel, teman seperjuangannya.

Ada apa dengan kota ini? Apakah ini yang disebut Aerie, kota persembunyian para malaikat terbuang? Hati Aaron berdesir. Sementara itu, disudut-sudut gelap kota, sesosok makhluk menatapnya penuh hasrat. Makhluk berusia ribuan tahun, berbau laut, dan ditubuhnya tertera cap dari Neraka.

Aaron sudah berjalan sejauh itu. Meninggalkan kehidupan lamanya yang nyaman, gadis pujaannya, kehilangan keluarga; semua demi menempuh perjalanan takdir. Haruskah dia muncur, atau terus maju, merasai semua ujian menyakitkan demi membuka tabir besar rahasia asal mula dirinya?
_______________________________________________________________________________ 


WASPADA TERHADAP SPOILER---
--SPOILER TERJADI BUKAN KARENA ADA NIAT PELAKU TETAPI DIDUKUNG KESEMPATAN DAN PERASAAN--

Novel kedua dari seri The Fallen ini berkisah tentang perjalanan Aaron memenuhi firasatnya untuk menuju ke wilayah utara. Meski awalnya ada keraguan pada diri Camael, pada akhirnya mereka terpaksa menetap di kota tersebut. Singkat kata, setting lokasi pada novel kedua ini berpusat di Kota Blithe, sebuah kota dengan ketenangan yang aneh bagi indra malaikat.

Hm, ada satu hal yang harus saya akui kali ini, saya baru menyadari bahwa novel ini sebenarnya sudah diterbitkan di negara asalnya sejak tahun 2003, selama ini saya berpikir bahwa novel ini diterbitkan di negara asalnya tak lama berselang sebelum diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Meski pemikiran itu sedikit tidak masuk akal, mengingat proses penerbitan keseluruhan serinya dalam bahasa indonesia hanya berjarak hitungan minggu.

Nah, langsung saja deh membahas novelnya. Kali pertama saya mulai membaca, saya merasakan suasanya yang berbeda dengan novel sebelumnya. Bukan karena plot atau setting ceritanya, tetapi karena diksi-nya. Setelah saya cari tahu, sepertinya perasaan ini terbentuk karena berbedanya penerjemah untuk novel kedua ini. Jikalau saya boleh jujur, saya lebih menyukai diksi pada novel pertama. Meski begitu saya tetap puas dengan terjemahan yang ada.

Bagian kedua yang ingin saya bahas adalah kehadiran Vilma, pada bagian awal cerita. Saya memang tidak berharap hubungan Vilma dan Aaron berakhir begitu saja, tetapi memang tak dapat dipungkiri selain membuat saya merasa bahagia, kehadiran Vilma juga membuat saya sedih pada saat yang sama. Saya mendapat firasat bahwa Vilma akan memegang peranan penting dalam kelanjutan cerita ini.

Bagian ketiga, hmm.. ke-plin-plan-an Aaron sangat mengganggu saya. Ketidakyakinannya terhadap dirinya sendiri, penolakan dan ketakutannya terhadap kekuaatan yang ia miliki benar-benar membuat saya merasa frustasi. Padahal seharusnya ia tahu bahwa tanpa penerimaan terhadap kekuatan itu dia tidak bisa menyelamatkan Stevie, adik angkatnya yang ditawan Verchiel semudah itu. Saking gregetnya saya beberapa kali bergumam agar Aaron mendengarkan nasehat Camael, untuk menerima dan mulai menakhlukan kekuatannya.

Bagian keempat yang menjadi minat saya adalah ketika Stevie berjuang menghadapi perlakuan Verchiel dan anak buahnya untuk melakukan transformasi terhadap dirinya. Bagi saya momen singkat ini menyentuh. Stevie dan Aaron saling terhubung dengan ikatan yang lebih dalam daripada yang terlihat.

Okay, dalam membaca novel ini ada beberapa bagian terkait Alkitab yang saya tanyakan kepada rekan saya yang memang mempelajarinya. Dari dialah saya tahu mana bagian yang fiksi dan non-fiksi. Hanya saja meski mengetahui hal itu saya tetap takut dan khawatir untuk berkomentar terkait plot. Dan jika ada kata atau kalimat saya yang dirasa menyinggung dan tidak tepat, saya mohon kerendahan hatinya untuk mengoreksi dan mengingatkan saya.

Ah, ya. Terkait kelanjutan dari perkembangan kisah ini selain firasat akan pengaruh Vilma, saya juga merasa yakin dengan firasat saya terkait ayah Aaron. Yup, semua berawal sejak penangkapan Verchiel terhadap seseorang di sebuah Gereja di Serbia. Dan...sejak pertemuan Aaron dengan Malaikat Gabriel, saya jadi semakin yakin dengan firasat awal saya. Semoga terjawablah benar atau tidaknya di novel selanjutnya.

Mumpung lagi bahas malaikat Gabiel, salah saatu momen lucu di novel ini adalah ketika sang malakat mempertanyakan pilihan nama Aaron terhadap Labrador Rretivier-nya. Saya suka banget membayangkan  ekspresi gugup Aarron, saat ia sedikit kikuk memberikan jawaban.  

Oh, ya terkait perkembangan cerita ini saya khawatir dengan karakter Camael, yang sebelumnya sangat bimbang dengan keputusannya, sebagai orang yang akan membantu Aaron, saya tidak yakin apa Camael akan tetap pada tujuan itu atau justru berbalik melawan Aaron. Tapi saya berharap dia tetap mendukung Aaron, karena sejauh ini Camael lah sosok penghuni langit terkuat yang mampu manyaingi Verchiel.

_______________________________________________

Previous Book The Fallen

Well,  saya gak yakin apa ada kalimat yang saya ingat untuk dijadikan kutipan, karema kebanyakan kutipan kalimat itu berkaitan dengan kitab yang tidak saya kuasai, jadi untuk kali ini akan saya skip saja ya.

Next Book Aerie

-----------------------------------------------------------------------

TENTANG PENULIS

Thomas E. Sniegoski adalah penulis lebih dari dua puluh novel untuk dewasa, remaja dan anak-anak. Buku untuk remajanya termasuk Legacy, Sleeper Code, Sleeper Agenda dan Force Majeure, begitu pula dengan serial The Brimstone Network.

Sebagai seorang penulis buku komik, karya-karya Sniegoski mencakup Stupid, Stupid Rat-Trails, serial mini prekuel dari komik hit Internasional Bone. Sniegoski berkolaborasi dalam proyek Bone dengan penciptanya, Jeff Smith, dan itu berarti dialah satu-satunya penulis yang diminta untuk menggarap karakter-katrakter tersebut.

Sniegoski dilahirkan dan dibesarkan di Massachusetts, tempatnya kini tinggal bersama istrinya LeeAnne, dan Lambrador Retriever mereka, Mulder. Kunjungi www.sniegoski.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang Sniegoski.

_____________________________________________

Cuma segitu sih, gak apalah ya..

Well, boleh coba dibaca ini saat menikmati ‘me time’, sambil menyeduh teh di sore hari.
Semoga menginspirasi. Hhehe..
Sekian, ciao~

0 komentar:

Posting Komentar