WHAT'S NEW?
Loading...

Book: The Mocha Eyes (Love Flavour)


Judul Buku
The Mocha Eyes  (Love Flavour)

ISBN
978 — 602 —7888 – 32 - 6


Penerbit

Bentang Pustaka


Penulis
Aida M.A.

Cetakan ke
Pertama (Mei, 2013)

Tebal :
250halaman + cover

_________________________________________________________________________________

Blurb

Komposisi: Cinta, Kejujuran, Kelembutan, Perubahan dan Moka.
Cara Penyajian : Tuangkan kejujuran, kelembutan, perubahan dan moka ke dalam cangkir. Tambahkan 180cc air cinta, aduk, dan sajikan.

Kehadiranmu menjadi hal yang kutunggu.
Kusesap kelembutanmu dengan senyuman,
menaifkan sedikit pahit karena ternyata terasa manis.
Kamu dan aku seperti dua hal yang terlihat senada, tetapi berbeda.
Karena aku justru menemukanmu dalam sepotong cinta.

Ya, menunggumu bersatu denganku,
seperti mencari rasa cokelat dalam secangkir mochaccino.
Karena aku tak akan merasakan manis dalam setiap hal yang tergesa-gesa,
kecuali semuanya tiba-tiba menghilang.
 _________________________________________________________________________________

WASPADA TERHADAP SPOILER---
--SPOILER TERJADI BUKAN KARENA ADA NIAT PELAKU TETAPI DIDUKUNG KESEMPATAN DAN PERASAAN--


[Previous: The Mint Heart]

Apakah kita bertemu karena sebuah kebetulan?
Kurasa bukan sebuah kebetulan, bahkan saat aku menulis kalimat ini hingga kamu baca dengan kedua matamu. Aku yakin itu sudah bagian dari rencana Tuhan.
(Ara, 229)

Langsung aja~

Cover­-nya dengan gambar papan menu kafe, sangat keren, tetapi karena bagian tengah papan itu bisa dilepas, saya khawatir itu justru akan menyebabkan cover-nya lekas rusak. Meski saya sadar bahwa saya punya kebiasaan untuk menyampul semua buku dengan plastik mika.

Oh, ya. Saya (mantan) pecinta kopi hitam pekat tanpa gula, bukan karena kopi tak lagi saya sukai, namun candu terhadap kafein itu ternyata menyakiti organ tubuh saya. Ya, tetapi yang namanya candu, susah sekali untuk dihentikan, maka sejak duduk di bangku perkuliahan saya mulai mengenal mochaccino dan juga  frapuccino. Dua jenis perpaduan kopi itu lantas menjadi alternatif saya yang baru, yang saya yakini kafein-nya tak menandingi kafein dari secangkir kopi hitam pekat tanpa gula.

Alasan itu lah yang membuat saya merasa dekat terhadap tokoh aku, Muara. Gadis yang mengalami masa lalu kelam dan kehilangan jati dirinya, dan orang-orang disekitarnya. Tak hanya sebatas traumatik, Ara, juga diselimuti rasa bersalah lantaran harus kehilangan sang Ayah yang selalu menjadi panutannya.  Ara yang terluka,tak mampu memaafkan dan menghilangkan dendam di hatinya, lantas melarikan diri pada segelas kopi hitam pekat tanpa gula, dan juga sebatang rokok. Tak ada lagi gairah hidup.

Bagi Ara, kehadiran Damar membangkitkan suatu perasaan yang baru dalam hati dan hidupnya. Namun luka yang terus ia pendam sendiri pada akhirnya menjadi alasan bagi Damar berpaling pada wanita lain. Akhirnya, lubang di hati Ara kian melebar.  Terpaku pada kehadiran dan kepergian Damar dalam hidupnya yang tiba-tiba, Ara tak pernah bisa melupakan Damar.

Terluka lagi, membuat Ara tak ingin membuka hati untuk Genta, namun, meski telah melukai Genta dengan dalam, pria itu pada akhirnya berhasil meyakinkan dirinya sendiri untuk memaafkan Ara. Sikap Genta membuat Ara kembali mengulang pertanyaan yang selalu menggema dalam dirinya, “Bagaimana bisa memaafkan?

Terlebih setelah ia bertemu Fariz, seorang trainer motivator, yang mampu membuatnya membuka diri dan berdamai dengan masa lalu. Hingga ia pun mulai menemukan jalan untuk maju dan menjalani hidupnya lagi. Ketika Ara meraba perasaan nyaman yang mulai ia sadari saat berada di sekitar Fariz, Damar yang melihat perubahan pada diri Ara, meminta gadis itu kembali padanya.

Nah, bonus lain dari novel ini adalah, banyak referensi musik dan lagu menarik, yang bisa menjadi teman bermenung, teman tidur. Untuk yang satu ini, cek sendiri aja ya.. saya nggak ingat keseluruhannya. Punten.

Fiyuh, pada akhirnya saya membocorkan sinopsis, dan bahkan spoiler. Mungkin karena terbawa perasaan karena ini adalah seri terakhir Love Flavour yang saya baca, meski sebenarnya masih ada satu judul lagi, yakni The Chocolate Chance. Hanya saja, meski telah mencarinya selama 3 tahun, saya masih juga belum menemukan buku itu. (Sedih sekali)


Sejauh ini, masing-masing seri Love Flavour punya kesan tersendiri bagi saya. Dan, dengan tidak profesional saya akui, bahwa ‘rasa’ favorit saya, lantas memang menjadi kisah favorit saya.

Di dunia ini tidak ada yang kebetulan, yang ada hanya pilihan. Aku dulu seumpama kopi dan dirimu cokelat. Dan kubiarkan cinta ini menyatu seperti moka karena tidak ada cinta yang serbasempurna dan tidak ada cinta yang selalu merana.
(245)

-----------------------------------------------------------------------

Berikut beberapa kutipan yang saya ambil dari novel ini.

Apa kamu tahu apa yang paling kunikmati di dunia ini? Yaitu menunggu. Hal yang semua orang akan hindari, justru menjadi hal yang paling kunikmati..
Begitulah aku, menunggu waktuku dengan tenang dan tidak perlu meminta terlalu cepat. Matahari tidak pernah tergesa-gesa menunggu gilirannya saat bulan masih terlihat di angkasa. Malam juga tidak pernah terlalu cepat untuk datang ketika pagi masih ingin menyapa embun.
-          Prolog

Ada rahasia dari setiap hidup seseorang yang hanya diketahui oleh pemiliknya.
-          Johari Window, 22

Ada sesuatu yang berada di luar kontrolmu, jadi jangan terlalu menaruh sebuah harapan terlalu tinggi, apalagi ketika tidak sesuai dengan harapan, kamu akan setengah mati belajar untuk tetap waras.
-          Nasehat Ibu pada Ara, 23

Kadang-kadang ketika orang-orang mengatakan hal-hal jahat dan tidak bijaksana, yang terbaik adalah sedikit menutup telinga, berhenti menyimak dan bukannya balas membentak dalam kemarahan atau ketidaksabaran.
-          Ruth Bader Ginsburgh, 45

Perasaan manusia itu seperti cangkir, setiap saat diisi dengan berbagai macam hal. Kamu tidak akan merasakan bahagia., jika kamu membiarkan cangkirmu diisi penuh dengan sesuatu yang rasanya pahit. Rasa cangkirmu itu berdasarkan apa yang kamu pilih.
-          Pesan Ibu kepada Ara, 77

Tidak mengapa kalau kamu belum menjadi orang hebat, belum menginspirasi banyak orang. Asal kamu jadi anak yang selalu menjaga nama baik keluarga kita, pasti kamu akan selalu jadi nomor satu untuk ayah.
-          Pesan Ayah kepada Ara, 128

 Kepercayaan itu bukan diminta, tetapi diraih..
-          Ara, 163

Rasa enak dan tidak enak, pahit dan gurih. Semua harus diaduk menjadi satu. Rasa selanjutnya adalah pilihan kita masing-masing. Bahkan rasa gurih sekalipun menjadi tidak enak jika terlalu fokus pada pahit!
-          Fariz kepada Ara, 175

Apa yang harus kita pikul pasti dapat kita pikul. Itulah hukum kehidupan spiritual. Satu-satunya hal yang menghambat hukum ini, seperti halnya hukum yang bersifat baik lainnya, adalah rasa takut.
-          Elizabeth Goudge,  212

Terakhir sebagai penutup, saya siapkan sebuah bait dari halaman 195.

The itsy bitsy spider went up the water spout
Down came the rain and washed the spider out
Out came the sun and dried up all the rain
The itsy bitsy spider went up the spout again

_____________________________________________

TENTANG PENULIS

Aida M.A  selain menulis juga mengajar di kelas motivasi dan jurnalistik untuk remaja di sebuah SMP boarding scholl swasta di Tanggerang.

Selain The Mocha Eyes, Aida juga menulis beberapa buku lainnya. Di antaranya, Sunset in Weh Island (2013), Ketika Cinta Harus Pergi (2013), Ya Allah Beri Aku Kekuatan (2012), Looking for Mr. Kim (2012),  Kereta Terakhir (2012) dan Berbagi Hati (2011).

Sapa Aida via Twitter: @aida_aie, dan Facebook: Aida Maslamah A..

_____________________________________________

Cuma segitu sih, gak apalah ya..

Well, boleh coba dibaca ini saat menikmati ‘me time’, sambil menyeduh mocca di sore hari.
Semoga menginspirasi. Hhehe..
Sekian, ciao

0 komentar:

Posting Komentar