WHAT'S NEW?
Loading...

Book : Pembunuhan Atas Roger Ackroyd (The Murder of Roger Ackroyd)


Judul Buku : Pembunuhan Atas Roger Ackroyd
ISBN : 979—686-072-4
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Agatha Christie
Cetakan ke : Keenam (September, 2001)
Tebal : 361halaman + cover
_________________________________________________________________________________

Blurb

Nyonya Ferrars meracuni suaminya.....
Tetapi tidak seorang pun mencurigainya, kecuali pemerasnya..... sampai ia membunuh diri, dan meninggalkan sepucuk surat untuk laki-laki yang dicintainya.
Roger Ackroyd tidak pernah membaca surat itu sampai selesai.....
Karena si pemeras telah beralih melakukan kejahatan lain, pembunuhan.
Dan tidak seorang pun mencurigainya pula..... tidak seorang pun, kecuali Hercule Poirot.

 _________________________________________________________________________________

WASPADA----AREA PENUH SPOILER---(CANDA! SPOILER Sedang di-Cuti-kan)

Buku ini tidak setua dua buku lainnya yang saya baca sebelum ini, mengingat dua buku sebelumnya telah diterbitkan sejak awal 90-an. Secara umum buku ini nampak sangat terawat, kertasnya tetap berwarba putih bersih dan tak ada cacat. Buku ini saya dapatkan dari sebuah toko bekas dalam kondisi yang masih 95% bagus, tidak ada noda kekuningan ataupun bau apek. Hanya ada sedikit lipatan kecil pada ujung-ujung halaman yang mungkin terbentuk karena cara membaca atau cara menyimpan buku, juga sedikit garis lipatan pada cover yang tidak terlalu parah.

Meski merasa sangat senang menemukan Pembunuhan Atas Roger Ackyord setelah mendapatkan  Kereta 4.50 dari Paddington, jujur saja saya merasa heran kenapa pemiliknya menjual buku ini, terlebih lagi ini adalah salah satu novel Agatha Christie yang sangat terkenal.

Terlepas dari semua itu sejauh ini saya belum pernah membaca sinopsis maupun mendapatkan spoiler dari novel ini. Jadi sedari awal membaca saya sudah berniat untuk menyelesaikannya dalam sekali duduk (yang ternyata gagal) agar segera mengetahui alasan terkenalnya novel ini dibanding seri lainnya.

Kali pertama saya membacanya, saya tidak menyangka seri ini akan menampilkan karakter Hercule Poirot. Tokoh yang muncul pada halaman pertama adalah seorang asing, jadi saya pikir pada novel ini mungkin akan menampilkan Miss Marple ataupun tokoh lain. Nah, di bab ketiga lah saya baru mengetahui kemunculan Hercule Poirot. Awalnya mendapati fakta tersebut saya merasa kurang senang dengan ke-tidak-hadiran Kapten Hastings. Namun tetap harus saya akui bahwa cara penceritaan ‘aku’ pada buku ini yang tidak se-menghebohkan penggambaran Hastings membuat saya lebih nyaman. Yah, bukan berarti saya tidak suka semangat Kapten Hastings dalam menceritakan suatu perkara, hanya saja saya cenderung lebih nyaman dengan sudut pandang yang tidak hiperbolis.

Oh ya, sedari awal harus saya akui bahwa saya sedikit merasa risih dengan karakter ‘aku’ sebagai pencerita, cerita yang dituliskan terkesan kurang menonjolkan dirinya, pemikirannya. Lebih banyak penggambaran detail yang diperhatikan (visual), sementara pemikiran tokoh ‘aku’ seolah ditutupi dan dibatasi. Meski menaruh curiga, saya akhirnya mulai berspekulasi bahwa hal ini hanya efek dari sifat karakter ‘aku’ yang sedikit tertutup.

Begitu saya sampai pada bab penemuan mayat Roger Ackroyd, saya cenderung mencurigai sang dokter. Toh dari awal saya memang merasa aneh dengan karakternya. Hanya saja pada perkembangannya saya mulai merasa ragu apakah instuisi saya benar atau tidak, karena saya sendiri tidak bisa melengkapi kepingan puzzle pemecahannya. Hingga akhirnya saya memilih tokoh lain untuk dicurigai. Seorang sekretaris muda yang penuh semangat, sekretaris dari Roger Ackroyd. Walaupun demikian alasan kecurigaan saya terhadapnya sangat dangkal. Harus saya akui bahwa saya hanya mencurigai karakternya yang penuh semangat.

Oh, saya perlu menambahkan hal lainnya, bagi saya pribadi kasus kali ini merupakan kasus tulisan Agatha Christie terbaik yang pernah saya baca (atau tepatnya saya harus berterimakasih kepada penerjemah?). Tokoh ’aku’ sangat dekat dengan kepribadian saya, sehingga saya seringkali membayangkan detail tanpa sadar menjadi ‘aku’, sensasinya berbeda dengan penyelaman terhadap tokoh yang saya alami sebelumnya, ini adalah yang berhasil membawa saya mendekati penggambaran paling nyata.


Well, meski begitu cerita kali ini sedikit menggusarkan saya, karena terjemahan kali ini menggunakan aturan bahasa baku yang asing bagi saya. Terdapat kata Anggauta sebagai bentuk baku Anggota, juga ‘Toh’ yang dituliskan sebagai ‘Tokh’. Sebenarnya hal ini bukanlah sebuah masalah yang besar, saya sendiri tidak terlalu terganggu dengan kata-kata itu, hanya saja setiap kali selesai membaca kata tersebut, saya akan kembali lagi memperhatikan kata tersebut dengan berkomentar singkat, “eh..”.

Akhir kata saya merasa sangat puas dan bahagia membaca akhirnya, menemukan alasan buku ini menjadi salah satu novel terbaik Agatha, dan juga menemukan kebahagiaan tersendiri untuk saya pribadi (Sedari awal, ketemu buku yang kondisinya masih keren, dan itu salah satu novel teratas dalam list pencarian kamu dengan harga miring, apa yang kurang dari itu semua coba?). Lagi pula ini adalah cetakan lama, novl cetakan lama selalu punya daya tarik tersendiri kawan.

Nah, sesuai kesepakatan kali ini saya menghilangkan spoiler, maka tidak ada kalimat kutipan. Meski akhirnya tulisan kali ini jadi pendek, tapi tidak apa, biar yang lain ikut segera membaca.  Ok?
Sekian, ciao~

0 komentar:

Posting Komentar