Judul
Buku : Pembunuhan ABC
ISBN :
979—403-269-7
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penulis
: Agatha Christie
Cetakan
ke : Keempat (Februari,
1991)
Tebal : 339halaman + cover
_________________________________________________________________________________
Blurb
A berarti Andover —
dan Nyonya Ascher dipukul sampai mati.
B berarti Bexhill —
dan Betty Barnard mati dicekik.
C berarti Churston —
dan Sir Carmichael Clarke ditemukan terbunuh.
Di samping tubuh masing-masing korban diletakkan sebuah
buku Panduan Kereta Api ABC — terbuka pada halaman yang menunjukkan tempat
pembunuhan. Polisi tak berdaya. Tapi si pembunuh telah membuat kesalahan besar.
Dia berani menantang Hercule Poirot untuk membuka kedoknya
_________________________________________________________________________________
WASPADA----AREA PENUH SPOILER---
Buku tua ini saya dapatkan sebagai sumbangan dari sebuah
taman bacaan yang tutup sekitar dua tahun yang lalu. Kertasny mulai lapuk, dan
noda kekuningan sudah berubah menjadi kecoklatan. Bagian depan buku ini
disampul dan diberi lapisan pada bagian cover agar tampak lebih tebal,
juga dipasangi steples besar pada tulang buku setelah disampul plastik. Meski
tampak tidak begitu rapi, buku tua selalu punya daya tarik tersendiri.
Saya menyukai setiap twist plot yang dibuat oleh Agatha
Christie. Setiap kali selesai membaca sebuah buku, saya merasa buku
tersebut adalah favorit saya, selalu. Untuk saat ini Pembunuhan ABC
menjadi seri Hercule Poirot favorit saya.
Surat kaleng yang dialamatkan kepada Hercule Poirot ini
dianggap kepolisian dan juga sahabatnya, Kapten Hastings sebagai surat
iseng. Tapi firasat Poirot mengatakan surat yang menyatakan akan adanya sebuah
kejadian di Andover ini asli. Sebuah ancaman besar akan terjadi, dan yang
paling ditakutkan Poirot adalah ancaman pembunuhan.
Benar saja, pada hari yang ditentukan pihak kepolisian
lokal mendapatkan laporan kematian Nyonya Ascher. Banyak pihak brasumsi
kematiannya dikarenakan oleh suaminya yang kasar, yang sudah sering kali
mengancam akan membunuhnya. Namun penemuan Buku Panduan Kereta Api ABC bagi Poirot
merupakan sebuah petunjuk akan salahnya dugaan itu.
Pembunuhan terus berlanjut ketika sebulan kemudian surat
lainnya datang. Tak ada keterkaitan antara korban pertama dan kedua, kesamaan
mereka hanyalah Buku Panduan Kereta Api ABC, dan juga adanya orang disekitar
mereka yang punya motif untuk membunuh.
Pihak kepolisian semakin geram akan adanya pembunuhan
berantai ini. Bagi Poirot sendiri hal ini sangat merisaukannya. Terkait kenapa
surat tersebut ditujukan kepadanya, motif, karakter pelaku, dan keanehan
lainnya yang tidak begitu menarik bagi orang lain.
Surat ketiga datang sangat terlambat karena salahnya
alamat, pembunuhan tersebut tak dapat dicegah. Kemudian Poirot menyetujui
sebuah usulan untuk mengumpulkan setiap orang yang dekat dengan korban untuk
menemukan si pelaku. Mereka pun bersiap dengan sebuah rencana dan menunggu
pelaku di tempat selanjutnya, Doncaster.
Sepanjang cerita saya benar-benar yakin, ABC yang
dimaksud adalah orang itu. Meski sama seperti Poirot yang selalu merasakan
adanya kejanggalan. Saya hanya berpikir bahwa pelaku memiliki semacam penyakit
kejiwaan. Tidak pernah terpikirkan
sebuah cara yang lebih ekstrem dalam membunuh seperti menciptakan pembunuh
lainnya.
Ya, meski harus saya akui, penceritaan dari sudut pandang
Hastings, dan juga beberapa orang lainnya, selalu terasa kurang lengkap.
Bagaimanapun apa yang Poirot pikirkan, dan juga lakukan saat sendirian tidak
dapat ditebak. Hal itu tentu saja sangat membuat saya penasaran.
Well, saya memang sangat terkesan dengan cerita ini. Namun
saya tak lagi bisa menceritakan ketegangan dan seluruh perasaan saya saat
membacanya dengan utuh, karena semua sensasi itu telah hilang berhari-hari yang
lalu. Jadi sebagai permintaan maaf karena flat-nya tulisan ini, saya
akan memberikan sedikit cuplikan paragraf dari kisah ini.
Aku berkata bahwa kupikir gedung ini terlalu menimbulkan
kesan kotak-kotak dan sambil menyinggung sebuah lelucon lama aku bertanya,
apakah dalam bangunan super modern ini mereka sanggup membujuk ayam betina
untuk menghasilkan telur persegi.
Poirot tertawa lepas.
“Ah, kau masih ingat itu? Wah! Tidak — ilmu pengetahuan
belum berhasil membujuk ayam betina menyukai selera modern, mereka masih saja
menghasilkan telur-telur dengan ukuran dan warna yang berbeda!”
—11-12
(Ketika Hastings pertam kali mengunjungi kediaman baru
Poirot)
“Orang gila, mon ami, harus dianggap serius. Orang gila
amat berbahaya.”
—18
(Ketika Hastings dan Poirot membicarakan surat kaleng
yang pertama)
“Bukan main, Hastings. Naluri bukan kata yang tepat.
Lebih tepat adalah— pengetahuanku—pengalaman yang mengatakan bahwa ada sesuatu
yang salah dalam surat itu”
—19
(Ketika Hastings dan Poirot membicarakan surat kaleng
yang pertama)
0 komentar:
Posting Komentar