Judul
Buku : Kereta 4.50 dari Paddington
ISBN :
979—403-155-0
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penulis
: Agatha Christie
Cetakan
ke : Kedua (Januari, 1992)
Tebal : 361halaman + cover
_________________________________________________________________________________
Blurb
Tak ada yang percaya ketika Nyonya McGillicuddy melapor
baru saja melihat seorang wanita dicekik di dalam gerbong kereta kelas satu di
kereta api yang berjalan sejajar dengan kereta api yang ditumpanginya
Tak ada, kecuali sahabatnya, Jane Marple.
Tak ada mayat yang ditemukan tidak menghalangi Miss
Marple untuk menyelidiki kejahatan luar biasa ini.
Tapi bahkan ia tak sanggup mencegah terjadinya pembunuhan
berikutnya.
_________________________________________________________________________________
WASPADA----AREA PENUH SPOILER---
Buku tua ini juga saya dapatkan sebagai sumbangan dari
sebuah taman bacaan yang tutup sekitar dua tahun yang lalu. Meski kertasnya juga sudah mulai lapuk, dan noda kekuningan sudah
berubah menjadi kecoklatan, tapi buku ini tampak lenih terawat dibandingkan
buku yang sebelummnya. Jika saya mengabaikan ketidakrapihan dalam
penyampulannya juga staples yang melekat pada tulang buku. Saya akan mengatakan
bahwa buku ini baik-baik saja..
Saya sejujurnya sangat menyukai Miss Marple,
terlepas dari kecerdasannya dalam menganalisa dan memandang karakter seseorang,
saya merasa jika saya berada pada usia yang sama dengan beliau, maka saya akan
bertindak sama seperti dirinya yang sangat ingin tau.
Meski pemikiran Miss Marple, sama seperti Poirot,
hanya dijelaskan dengan detail pada bagian akhir, pemikiran Miss Marple lebih
mudah diikuti.. Mungkin karena saya lebih sering memikirkan posisi sebagai
seorang nenek yang ingin tau , dibandingkan menjadi pria tua dengan
kepercayadirian yang tinggi.
Setelah membaca blurb dan deskripsi dari Nyonya
McGillicuddy pada bagian awal cerita, saya pun akan berpikiran yang sama
dengan petugas kereta api jika mendengar penjelasan beliau. Pembunuhan yang ia
lihat itu hanyalah sebuah mimpi. Tentu saja saya pun juga sependapat dengan
pemikiran Nyonya McGillicuddy sendiri ketika dia teringat akan banyaknya wanita
tua yang mengaku melihat sesuatu yang sebagian besar hanya khayalan dan
ketakutannya saja. Mengingat cerita-cerita ini dibuat tak lama berselang
setelah perang dunia kedua. Sebelumnya saya pernah membaca bahwa lansia yang
hidup saat masa perperangan banyak yang mengalami delusional akan hal-hal buruk
seputar kejadian saat perperangan. Alasan itu yang menuntun saya untuk yakin
bahwa pelaku pembunuhan ABC adalah yang paling dekat perkembangannya dengan
masa perperangan dan transisi. (Walaupun ternyata pelakunya bukanlah orang
tersebut).
Jadi saya sengaja menyimpulkan hal yang sama pada kasus
ini. Namun ternyata pemikran tersebut tidak begitu dapat dimanfaatkan pada
kasus kali ini.
Pada kasus kali ini, Agatha Christie tidak banyak
menonjolkan peran dari Miss Marple, pencarian dan penyelidikannya lebih banyak
dilakukan oleh karakter yang baru dierlihatkan, yakni Lucy Eyelesbarrow.
Sementara itu Miss Marple lebih banyak berperan
dibelakang layar untuk memikirkan analisa dari motif dan pelaku, serta
korbannya sendiri. Inspektur Craddock kali ini muncul lagi, mengingat
kasus ini merupakan kasus yang tak biasa, kepolisian lokal meminta bantuan dari
Scotland Yard. Kehadiran Craddock sangat membantu dalam penyelidikan
oleh Lucy dan juga analisis Miss Marple.
Craddock sangat diperlihatkan mengagumi Miss Mrple
mengingat kasus sebelumnya yang berhasil dipecahkan Miss Marple. Ia pun selalu
menanyakan analisa yang logis kepada Miss Marple, termasuk nasehat untuk tiap
langkah yang mesti ia ambil. Penggambaran yang demikian membuat Craddock seolah
seperti anak-anak yang penih rasa ingin tau.
Hal yang paling saya sukai dari buku ini adalah sudut
pandang orang ketiga-serba tahu, sehingga saya merasa mendapatkan setiap scene
dengan lebih detail dan lengkap. Terlepas dari tetap ter-rahasianya apa yang
dipikirkan oleh Miss Marple.
Well, saya memang menyukai membaca suatu cerita misteri
dengan tingkat kedetailan yang tinggi, agar saya bisa ikut masuk dalam kisah
tersebut dan menghayatinya dengan baik.
Meski awalnya saya mengingat beberapa kutipan kalimat
yang menarik dibuku ini, saya tidak dapat menampilkannya sekarang karena saya
sudah tak ingat lagi kata-kata tersebut. Maklum, buku ini sudah selesai saya
baca sejak berminggu-minggu lalu.
Sekian, ciao~
0 komentar:
Posting Komentar