WHAT'S NEW?
Loading...

Book : Teru-Teru Bozu


Judul Buku : Teru-Teru Bozu
Penerbit : PING!!! (Diva Press Group)
Penulis : Rafandha dkk.
ISBN : 978-602-7933-43-9

______________________________________________________________________________

Blurb

            Aku melihat gadis itu pada hari berikutnya. Aku lantas mendekat, membantunya mengaitkan boneka teru-teru bozu itu ke pohon. “Tsuyu baru saja berakhir dua minggu lalu di Tokyo. Dan, kau piker hujan akan turun?”
            Ia melirikku sekilas. “Apa salahnya berharap?” ia berkata santai.
            “Memang sih. Tapi, harapan kadang membuatmu buta. Tidak berpikir realistis,” sanggahku.
            Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir mungilnya.
“Buat apa melakukan ini?” aku bertanya sambil megernyitkan dahi. “Kau bilang tidak suka hujan, mengapa kau malah ingin hujan turun?”
Ia menengadahkan kepalanya ke atas. Seperti memikirkan sesuatu. “Karena…karena hanya saat hujan aku bisa bahagia,” ujarnya pelan.
Aku melihat matanya berkaca-kaca.  Seperti aka nada air yang jatuh dari sudut matanya.
“Maksudmu?”
“Aku harus pergi.” Ia bangkit dari tempatnya duduk, lalu langsung pergi.
Lagi-lagi, aku berujar dalam hati, apa yang membuatnya demikian.

Sebah kisah romance yang sangat menyentuh hati. Inilah kisah terbaik dalam lomba #JAPANINLOVE DIVA Press (2013) yang diikuti ratusan peserta lainya. Bukan hanya mendapat kisah yang mempesona, pembaca juga akan memperoleh pengetahuan yang amat memukau tentang negeri Jepang.

___________________________________________________________________________


Buku ini memuat 18 cerita terpilih dari salah  satu event yang diadakan oleh Diva Press pada tahun 2013. Cinta pandangan pertama, cinta yang bertepuk sebelah tangan, cinta diam-diam, dan masih banyak tema cinta lainnya. Berikut saya akan memberikan gambaran masing-masing cerita untuk mengurangi rasa penasaran (atau semakin menambah rasa penasaran itu) dengan suatu ringkasan yang saya buat sendiri. Check this out!!

Cerita pertama berjudul Teru-Teru Bozu yang ditulis oleh Rafandha aka Bimo Rafandha disajikan dengan sederhana, namun terasa begitu romantis. Rasa cinta bisa tumbuh dari sebuah keingintahuan pada pandangan pertama. Tumbuh tanpa disadari namun rasa itu nyata dan ada di sana.

Cerita kedua berjudul Take Farth in Hokkaido Daigaku ditulis oleh Kimi Tamora aka Endah Purwandhani berkisah tentang kesalahpahaman cinta selama bertahun-tahun yang akhirnya terselesaikan dengan indah (ekhem, setelah tragedy Farth tentunya).

Cerita ke-tiga berjudul Emergency Love ditulis oleh Farida Choirunnisa, berkisah tentang penyesalan dalam cinta. Mengejar mimpi memang penting, tapi jika hal itu membuatmu lupa akan orang yang kau cintai, orang yang selalu mencintaimu, apakah mimpi itu masih terasa indah dan nyata? Bahkan jika itu berarti kau takkan pernah melihatnya lagi.

Cerita ke-empat berjudul Di Pinggir Komagawa ditulis oleh Gianti Pradipta, berkisah tentang cinta yang tumbuh dari sebuah sapaan biasa, obrolan biasa di saat yang tak biasa. Seiring semilir angin yang menerbangkan momiji ke permukaan Komagawa, dua insan yang berbeda budaya,berbeda bahasa, bertemu dan memulai kisah mereka.

Cerita ke-lima berjudul Aishiteru wa ditulis oleh Minn aka Fitriyani. “Aishiteru” di negara asalnya kata ini sangat sakral, tidak diucapkan kepada setiap orang yang kau sukai. Hanya untuk dia yang sungguh-sungguh kau cinta. Jadi siapa sebenarnya yang kau cintai?

Cerita ke-enam berjudul Saat Hujan ditulis oleh Hasnawati. Berawal dari sepayung berdua menuju sekolah, obrolan hangat di antara rintik hujan menumbuhkan benih cinta. Tapi cinta tak selamanya berjalan dengan indah. Adakalanya keraguan datang. Namun berlanjut atau tidaknya kisah itu tergantung sejauh apa kita bertahan.

Cerita ke-tujuh, berjudul A Secret Fan ditulis oleh Herwanto. Terkadang kita memang hanya bisa mengaggumi orang yang kita cintai dari kejauhan. Diam-diam tak bersuara. Namun jika saat ini adalah kesempatan terakhir untuk memandanginya. Masihkah kita memilih diam dan tak mengungkapkan rasa cinta itu?

Cerita ke-delapan berjudul Love in Tokyo Hospital ditulis oleh Inka Tiarni. Kenyataan seringkali sulit diterima, seperti jatuh cinta pada dia yang terlarang untuk dicinta. Tapi, ketika seseorang yang sungguh mencintaimu mengorbankan segalanya agar kau dapat tegar menerima kenyataan yang tak terduga ini. Apakah kau akan melakukannya?

Cerita ke-sembilan, Todoke, to Your Heart ditulis oleh Karina Citra Ayu. Cerita ini menjadi salah satu favorit saya dalam buku ini. Tiga pasang sahabat yang menemukan cintanya pada Seijin no Hi (Hari Peringatan Kedewasaan) *correct me if I’m wrong*

Cerita ke-sepuluh, Namida no Ondo ditulis oleh Karina Tanjung. Waktu yang kita bagi bersama, janji-janji yang pernah kita buat, semuanya sirna ketika kau memberikan tempat istimewa kita untuk dia. Namun tidak dengan rasaku.

Cerita ke-sebelas, Yuki to Natsu ditulis oleh Okta Faradisa aka Wardahtuljannah. Kisah ini mengingatkan saya pada sebaris kalimat pada pengantar novel Sang Penyair.

Benarkah kata cinta yang tak terucapkan lebih indah?

Rasa cinta yang tumbuh karena hari-hari yang dilalui bersama, berawal dari persahabatan. Apakah jika aku mengatakannya, semuanya akan berakhir?

Cerita ke-dua belas, Chu ditulis oleh Nurul Azmi berkisah tentang Megumi, shoujou mangaka yang tengah jatuh cinta. Perasaan bahagia ini, debaran ini, sebelum aku lupa, izinkan aku menyimpannya dalam tulisanku.

Cerita ke-tiga belas, Cinta Merekah di Kala Hanami Fukuoka oleh Putri Anggraeni Wdyastuti. Kedekatan kita mungkin seperti saudara, meskipun kita tak punya hubungan darah. Tapi yang kurasa berbeda, ini cinta, dan di hari special ini izinkan aku memulai kisah kita.

Cerita ke-empat belas, Love Me oleh Vira Bilqis Oktavia. Kita telah bersama begitu lama, dan kau pun tahu perasaanku, tapi kenapa bukan aku yang mendapatkan cinta itu ?

Cerita ke-lima belas, Under Crazy Rainbow oleh Suriyah Gandasari. Kita berada pada dimensi yang berbeda, namun bukan berarti cinta yang kita rasa tak sama. Meski harus menjalani penantian yang panjang, aku akan tetap setia. Karena aku tahu cinta kita ini nyata, seperti ciuman lembut saat perpisahan itu.

Cerita ke-enam belas, Déjà vu oleh Ayra. Saya akan mengutip kata-kata yang dirangkai oleh Ayra sendiri, yang saya rasa sangat cukup untuk mewakili ringkasan cerita ini.

            Cinta bukan seperti bunga sakura yang gugur lalu bersemi mengikuti musim. Cinta itu seperti kisah Hachiko yang setia menanti walau musim berganti, bulan terlewati, bahkan sampai tahun demi tahun terlampaui. Walau tak pasti, tapi cinta itu memang pantas untuk dinanti.
            Bunga sakura berguguran ketika musim semi berlalu, namun penantian akan seseorang tak lantas berakhir seiring waktu.

Cerita ke-tujuh belas, Haru no Ai oleh Alifah Ramadhani. Cinta tak selalu memandang rupa bukan? Aku tak mampu memandangmu dengan mataku, hanya suaramu yang terdengar oleh telingaku. Aku ingin menjadi seseorang yang pantas untuk mendampingimu. Bolehkah aku ?


Cerita ke-delapan belas, Memories of Tanabata oleh Nyimas Dewi Murnila Saputri. Kepolosanmu, ketulusanmu, kehangatanmu, menenangkanku. Aku merasa aman dan nyaman bersamamu. Terimakasih telah menghapus sedihku. Maukah kau tetap bersamaku?

Semoga deskripsi saya menggugah kamu..kamu..kamu untuk membacanya :)

0 komentar:

Posting Komentar