WHAT'S NEW?
Loading...

Book : The Ties That Bind

The Ties That Bind (Ikatan Cinta) by Jayne Ann Krentz
Judul Buku : The Ties That Bind (Ikatan Cinta)
ISBN : 978-979—22-8782-0
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Jayne Ann Krentz
Cetakan ke : Pertama (September 2012)
Tebal : 288halaman + cover

_________________________________________________________________________________

Blurb

Akhirnya Shannon Raine memperkenalkan diri pada pria yang menyewa pondok di sebelah rumahnya, pria itu sepertinya tipe penyair artistik yang selalu membuatnya tertarik. Namun perkiraanya keliru, Garth Sheridan ternyata pengusaha sukses dari Silicon Valley. Meskipun sama sekali bukan tipenya, dalam waktu singkat Shannon menyadari ketertarikan besar yang seolah mengikat dirinya dengan Garth Sheridan.
Tetapi seiring waktu Shannon juga menyadari Garth tak sepenuhnya membuka diri. Seolah Garth ingin memisahkan Shannon dari kehidupannya di Silicon Vallley, sampai-sampai Shannon merasa mereka hanya menjadi kekasih selama akhir pekan. Shannon pun memutuskan mencari tahu apa yang membuat Garth bersikap demikian, karena ikatan cinta mereka layak diperjuangkan.
__________________________________________________________________________________

Buku ini bisa dibilang Harlequin pertama yang saya baca. Sebelumnya saya tidak pernah membaca Harlequin karena beberapa hal. Ketika kecil gambar pada cover-nya bagi saya tidak menarik dan kemudian ketika remaja bagi saya novel Harlequin merupakan bacaan orang dewasa, yang saya kelompokkan sebagai Romance for Adult. Sejujurnya ketika bergabung dalam komunitas pecinta buku, saya bertemu cukup banyak penggemar novel Harlequin yang selalu membuat saya penasaran seperti apa kisah yang mungkin diceritakan hingga begitu menarik banyak peminat. Akhirnya saat ini saya pun membaca satu buku yang dihadiahkan untuk saya.
Kisah pada novel ini membuat saya berpikir bahwa novel Harlequin memuat permasalahan cinta yang lebih kompleks dan umumnya terjadi pada orang dewasa dengan pikiran yang juga terbilang kompleks. Berbeda dengan novel remaja yang seringkali saya baca, emosional yang tertuang tentang cinta dan sudut pandang karakter tentang cinta itu sendiri lebih rumit. Meski saya berpikir bacaan ini belum cocok untuk saya, tapi saya cukup menikmati sisi romantis karakter Garth Sheridan, lelaki yang digambarkan temperamental dan sedikit kikuk.
Kalimat favorit saya dalam buku ini adalah kalimat yang ditujukan oleh Garth untuk Shannon
“Aku memilih mempercayaimu karena aku mencintaimu Shannon”
Kalimat itu muncul ketika Garth berusaha menenangkan Shannon yang sedang kalut dalam amarah karena merasa dicurigai dan di anggap terlalu lugu dan polos oleh Garth. Kalimat ini terdengar semakin romantis karena Garth sendiri telah lama berhenti mempercayai orang lain.
 “Kau tidak mudah mempercayai orang lain, bukan, Garth ?”
“Tidak. Tapi aku bersedia menunjukkan rasa percayaku padamu”
Selain itu kalimat lainnya yang cukup menarik adalah ketika Garth mendeskripsikan Shannon yang sedang marah, saya lupa bagaimana tepatnya Garth mendeskripsikannya, tetapi seingat saya itu terkesan sebagai, ‘Seorang seniman dengan daya khayal yang tinggi, impulsive, dan temperamental yang berada dalam sosok seorang wanita’. Tentunya ini berkaitan dengan kata-kata bahwa perempuan tidak pernah salah. Sedikit komedi ini sukses membuat saya tersenyum, saya selalu merasa ada hal unik tentang selera humor negeri barat (?).
Shannon, seorang seniman lukis, spesialis handlettering atau lebih tepatnya mungkin disebut typhographi. Shannon memiliki karakter mudah tersinggung dan ngambek-kan meskipun cukup sabaran dalam hal-hal lainnya. Ketika dalam kondisi emosional, seperti yang lainnya, Shannon tidak mampu berpikir jernih, dan meskipun ia tahu bahwa sikapnya salah, ia tetap enggan mengakui itu terhadap dirinya sendiri. Ketika ia bertengakar dengan Garth, dan Garth membalas kata-kata emosinya dengan nada tenang, ia malah semakin marah. Saya suka dengan karakter Shannon dalam novel ini, mengingatkan saya pada seseorang yang saya kenal *uhuk*
Garth, lebih dewasa dan tenang dalam mengontrol emosinya. Namun, Garth merupakan tipikal tertutup dan enggan menjelaskan keseluruhan alasan atas sikapnya, ada banyak percakapan ketika Garth hanya ingin Shannon mendengarkan apa yang ia katakan tanpa melakukan banyak protes ataupun keluhan. Sikap Garth yang protektif namun terkesan kikuk itu juga memiliki daya tarik sendiri. Garth juga merupakan karakter yang sangat bertanggungjawab, terlihat dari nasehatnya kepada Annie dan Dan, sahabat Shannon yang sedang menjalin hubungan serius dan ingin memiliki anak untuk segera menikah. Menurut Garth jika seorang pria benar-benar mencintai wanitanya, dan ingin memiliki anak, ia akan menikahi perempuannya, agar kekasihnya itu dan anaknya kelak mendapatkan perlindungan dari namanya (di luar negeri umumnya mereka menggunakan nama keluarga yang diambil dari nama sang ayah).
Bagian klimaks pada novel ini ketika Garth dan Shannon bertengkar karena salah paham, saat dimana Shannon berpikir Garth menuduhnya melakukan tindakan yang buruk, ketika ia berpikir Garth kecewa dan tak akan mau mempercayai penjelasannya. Ketegangan klimaks menurun seiring usaha Garth menjelaskan pada Shannon tentang pemikirannya yang sebenarnya. Ketika Garth berusaha sangat keras dan sabar memeberikan waktu pada Shannon untuk berpikiran jernih dan kembali bersama lagi. Bagian ini mengingatkan saya dengan lagu Inconsolable nya Back Street Boys aka BSB, “I just wanna let you know, that everything I hold in, is everything that I can’t let go”.
Romansa antara Shannon dan Garth, benar-benar membuat saya terpaku dan terhanyut hingga saya menyelesaikan halaman terakhir. Untungnya kisah ini seperti kisah Disney Princess, ‘dan mereka bahagia untuk selama-lamanya’.
Saya rasa buku ini memuat ajaran penasehat cinta tentang perlunya rasa saling percaya dalam suatu hubungan, dan perlu ada keterbukaan dalam menjalin hubungan. Tetapi, menurut pendapat pribadi saya, hal yang lebih utama adalah keterbukaan, karena ketika dua orang yang menjalin hubungan saling terbuka satu sama lain dalam hal apapun, rasa percaya yang mungkin awalnya kecil, ataupun sedikit, akan bertumbuh dengan sendirinya. Rasa curiga saya rasa merupakan hal yang wajar, curiga muncul karena adanya ketakutan akan kehilangan, bagian kecil dari rasa cemburu, dan dengan adanya kecurigaan yang dibarengi dengan keterbukaan, setiap problem dalam suatu hubungan akan bisa dibicarakan bersama untuk menemui penyelesaiannya.
Buku ini pun mengisahkan tentang pentingnya waktu bertemu dan betapa berharganya waktu yang ada meski hanya sesaat bagi pasangan LDR (Long Distance Relationship) mengingat Shannon dan Garth terpisah sejauh bermil- mil, dan hanya bertemu di akhir pekan
*uhuk* mendadak saya merasa sebagai penasehat cinta, mungkin ini efek samping dari membaca Harlequin, mendadak sok dewasa.
Baiklah, karena saya mulain ngaco, mungkin ada yang ingin merekomendasikan novel Harlequin untuk saya ? *eeh*

Aktivitas membaca saya, bisa dilihat di goodreads

0 komentar:

Posting Komentar