WHAT'S NEW?
Loading...

Book Review: The Thief (Pencuri dari Eddis)

Review Buku Penivia : The Thief

Judul Buku : The Thief (Pencuri dari Eddis)
ISBN : 978-97922-7154-6
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Megan Whalen Turner (http://home.att.net/~mwturner)
Cetakan ke : Pertama (Juni, 2011)
Tebal : 360halaman + cover (15 halaman catatan penulis)

_________________________________________________________________________________

Blurb

“Aku bisa mencuri apa saja.”

Terlalu banyak membual membuat Gen berakhir di penjara sang Raja, kemungkinannya berhasil kabur sangat kecil. Ketika penasihat Raja, sang Magus, memerlukan bantuan Gen untuk menyelesaikan misi rahasia yang sepertinya mustahil dilakukan, Gen terjerumus dalam petualangan yang tak terduga.

Dia harus mencuri harta terpendam dari kerajaan lain.

Bagi sang Magus, Gen hanya sekedar alat. Tapi Gen adalah penipu ulung dan si cerdik yang punya rencana tersendiri.

“Melewatkan kisah pencuri ini adalah kejahatan.”—BCCB

The Thief telah meraih penghargaan:
Newbery Honor Book
ALA Notable Book
ALA Best Book for Young Adults
________________________________________________________________

WASPADA----AREA PENUH SPOILER---

Sebenarnya meski sudah cukup lama mencari buku Megan W. Turner, saya baru berhasil menemukan 3 buku dari seri The Thief di akhir tahun 2015. Jika ditanya apakah saya sudah membaca Instead of Three Wishes atau tidak, jujur saja saya belum pernah membacanya, dan The Thief adalah buku pertama Megan W. Turner yang saya baca.

Saya pertama kali mengetahui Megan W. Turner adalah seorang penulis ketika saya menemukan namanya pada catatan penulis sebuah buku yang pernah saya baca (tapi sayangnya saya tidak ingat itu buku apa, yang jelas saya meminjam buku itu dari seorang kerabat). Sejak itu saya penasaran dan mencari tau tentang Megan W. Turner dan buku-bukunya melalui browser.

Kemudian, sekitar tahun 2014 hingga pertengahan 2015, seorang kerabat memperlihatkan buku Megan W. Turner miliknya dan bercerita tentang poin menarik dari buku tersebut. Saya pun, lantas memulai pencarian buku ini dari toko online dan offline yang saya pikir masih memiliki seri ini.Beruntungnya ketika melakukan pencarian buku kedua dan ketiga dari trilogi Inkheart, saya menemukan 3 buku pertama dari seri The Thief ini di kota yang sama.

Saya punya ekspektasi yang besar terhadap buku ini. Kebahagian saya terbayarkan dengan desain cover yang sangat bagus (saya suka pilihan warna dasarnya, Hijau dan juga warnanya secara keseluruhan, termasuk ukiran gambarnya, saya suka semuanya!). Beberapa bagian kertas yang mulai menguning (karena buku ini tertimbun sudah lama)-pun menarik perhatian saya (secara positif). Lembarannya jadi sedikit berwarna dan memberi kesan klasik, hhehe..

Setelah membaca dua lembar halaman pertama, saya langsung jatuh hati pada tokoh Gen, dan saya mulai membayangkan Johnny Deep memerankan karakter Gen. Menurut saya pribadi ada beberapa poin yang membuat karakter Gen dan Kapten Jack Sparrow terlihat mirip, meski Gen jauh lebih cerdas dan memiliki perasaan dibandingkan Kapten Jack Sparrow. Well, hanya pendapat pribadi, dan ya, saya berharap naskahnya dapat difilmkan. Saya tidak akan menaruh ekspektasi berlebihan, setelah membaca bukunya saya merasa kisahnya sangat menarik jika diangkat menjadi film. Pemikiran ini juga didasari pada keinginan lebih banyak orang yang akan membaca buku ini.

Meski buku ini tetap menjadi salah satu favorit saya, saya cukup kecewa dengan terjemahannya yang saya nilai membingungkan. Beberapa kalimat terlihat aneh dan tidak berkaitan. Hal ini juga diperburuk karena adanya kesalahan penulisan pada bagian-bagian akhir. Tentu saja, hal ini sedikit merusak emosi dan juga mood saya untuk membaca, terlebih karena saya harus berhenti sejenak dan memahami maksud sebenarnya dari terjemahan ini. Namun meski demikian, saya tetap menghargai penuh semua usaha dari pihak penerbit, penerjemah dan juga editor, karena saya meyakini ada beberapa pertimbangan yang telah dilakukan dalam proses penyusunannya.

Terlepas dari semua itu, buku ini sangat mengejutkan. Saya terjebak twist plot yang mengingatkan saya dengan Anime Movie : HAL. Apa yang saya percayai dari awal ternyata salah. Ah, kecuali satu hal. Ketika Hadiah Hamiathes hilang dari leher sang Magus seusai bertarung dengan pasukan Attolia di sungai, saya sudah menduga pelakunya adalah Gen, si pencuri. Tapi hanya itu saja yang saya sadari. Hhuhu..

Sedikit trivia, buku ini memperoleh penghargaan Newbery Honor, yang merupakan salah satu penghargaan literasi tinggi di tingkat internasional yang diberikan oleh Associaton of Library Service to Children. Hmm, meski saya merasa buku ini sangat pantas mendapatkan penghargaan yang tinggi, karena intrik yang disajikan sangat kompleks, meliputi romansa, politik, keyakinan, dan lainnya, saya agak terkejut bahwa penghargaan yang diterima berada pada kategori literasi anak. Saya merasa, anak-anak (dalam kategori ini, usia 15 tahun ke bawah), akan sulit tertarik dengan kisah seperti ini. Saya merasa semakin kagum, membayangkan fakta bahwa anak-anak di luar sana, sudah mulai membaca kisah yang kompleks seperti ini.

Next, sudah pasti saya akan membaca Queen of Attolia.

dan, oh ya. Sejujurnya saya mengira The Thief ini hanya trilogi, karena ketika mencari tentang buku ini saya hanya menemukan tiga judul saja. Ternyata ketika saya update bacaan di goodreads, setelah King of Attolia masih ada buku keempat dan buku kelima (Apa judulnya ? Silahkan di cari.. Hhoho).

(Jika ada yang tau apakah buku keempat dan kelima itu akan diterbitkan atau sudah diterbitkan di Indonesia, tolong bagi tau saya ya. Atau ada info beli bukunya yang ori pun tak apa.)

Review Buku Kedua : The Queen of Attolia

Source : Goodreads

Terakhir, saya sangat menyukai catatan penulis yang dibuat oleh Megan W. Turner. Walaupun saya ingin menampilkannya, saya tidak sanggup karena terlalu panjang. Secara keseluruhan ada tiga bagian dari catatan penulis ini.

Pertama, tentang Dunia Nyata di Balik Dunia Gen. Benar saja dugaan saya, Megan W. Turner banyak terinspirasi dari Yunani kuno. Namun memang cerita ini tidak digambarkan pada kondisi ketika peradaban Yunani berlangsung, karena pada cerita ini telah ada pistol. Selain itu dewa-dewi pada kisah ini meski beberapa karakter terinspirasi dari Dewa-Dewi Yunani, namun Megan W. Turner menulis karakter Dewa dan Dewi tersendiri (saya tertipu dengan berpikir bahwa dewa-dewi ini nyata).

Kedua, Megan W. Turner membahas tentang buku-buku bagus, buku lama dan buku baru. Saya paling suka paragraf ini:

Aku mengenal seorang perempuan yang tinggal di California. Setiap kali dia meninggalkan rumah, ke mana pun dia pergi, dia pasti membawa buku. Dia membayangkan kesempatan terperangkap gempa bumi cukup besar. Dia tidak terlalu takut mati, tapi dia pikir, dimana pun dia berada, mungkin saja dia akan terperangkap berjam-jam, dan dia ingin membawa buku untuk dibaca, sehingga waktunya tidak terbuang percuma. Aku bukan pembaca yang berdedikasi seperti itu, tapi aku banyak membaca, dan membaca berbagai jenis buku.

Dulu saya seperti seorang perempuan kenalan Megan W. Turner, tapi semua berubah sejak saya sering kali mendengar kata : “Rajin banget deh..”, “Emang sempat baca?”, “Bukannya baca buku pelajaran!”, “Tasnya berat terus tuh, kurangi isinya..”, dll.

Sekarang mah saya cuma seperti Megan W. Turner, tapi versi pemula. Maksa.

Buku yang saya baca jelas tak bisa dibandingkan dengan apa yang beliau baca. Tetapi saya bisa bilang ada cukup banyak kemiripan antara saya dan beliau. Sama-sama mengaggumi C.S Lewis dan Diana Wynne Jones, juga menyukai Studio Ghibli.

Ketiga, menceritakan penulis yang mempengaruhi gaya berceritanya.

Berikut saya akan munculkan sedikit spoiler dari kalimat-kalimat menarik yang saya temukan dibuku in sebagai penutup.

Setelah lama, Sophos berbisik, “Gen? Kau masih terjaga?”
“Ya.”
“Sang Magus mengataka pendarahanmu telah berhenti dan kau mungkin akan baik-baik saja. Selama kau tidak demam.”
“Senang mengetahui hal itu.” Dengan begitu mereka bisa memenggal kepalaku.
-227
(Ketika Sophos hanya berdua dengan Gen yang terbaring karena luka di dalam penjara Attolia.)

...“Aku memiliki kekasih,” kataku dengan pengakuan penuh. “Yang Mulia, aku telah berjanji untuk kembali kepadanya.”
...
“Kau berjanji pada sesorang?” kata sang ratu, tidak percaya.
“Benar, Yang Mulia,” jawabku tegas.
“Dan kau tidak akan melanggar janjimu?” dia menggeleng sedih.
“Aku tidak bisa, Yang Mulia.”
“Pastinya aku perempuan yang lebih baik untuk dilayani, bukan?”
“Kau lebih cantik, Yang Mulia.” Sang ratu tersenyum lagi sebelum aku selesai. “Tetapi dia lebih baik.”
-283
(Ketika Ratu Attolia menawarkan Gen menjadi pencuri untukknya)

Segitu saja, ciao...

0 komentar:

Posting Komentar