WHAT'S NEW?
Loading...

Daripada Masuk Penjara Lebih Baik Hijrah ke Mancanegara

Sekarang sedang heboh-hebohnyaa bahasan mobil listrik Pak Dahlan Iskan, yang tengah tertuduh "Korupsi", kabarnya beliau sampai dilarang melakukan pnerbangan ke luar negeri.
Pagi ini saya blusukan mencari tulisan-tulisan terkait mobil listrik pak Dahlan, saya menemukan beberapa kritikan yang saya rasa menarik untuk diperbincangkan.

1. Mobil listrik bikin rugi penjualan BBM, antek asing perusak moral


Foto diatas merupakan salah satu komentar yang saya temukan di kaskus

Memang benar, kalau nanti mobil listrik dipasarkan dan dilegalkan di negara ini penjualan BBM akan menurun. Namun pendapat saya penurunannya tidak akan drastis, saya yakin masih ada pengguna setia mesin diesel yang butuh BBM, karena suatu perubahan pasti akan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu, perlahan seiring berjalannya waktu. Lagi pula toh ini bagus, karena minyak bumi bukan sumber daya alam abadi yang akan selalu ada, jadi tentu saja bagus jika ada alternatif energi yang dapat diperbaharui, seperti listrik ini misalnya.

(dimasa depan nanti, tanpa adanya BBM, bisa beralih jual jasa charger mobil, betul tidak ?)

Mengenai antek-antek asing perusak moral, saya jelas gak setuju. Apa kaitanya mobil listrik dengan "asing" dan "merusak moral" ?

Mobil listrik itu teknologi baru, dibuat untuk memajukan teknologi negara. Moral mana yang dirusak, ketika muda-mudi turut serta membangun negeri ?
Menurut saya yang merusak moral itu tontonan tak wajar yang disajikan kepada anak-anak belia. Lihat saja hasilnya sekarang, banyak bocah cilik yang sudah mengenal pacaran dan hal-hal lainnya, yang belum pantas mereka lakukan.

Kalau ikut-ikutan negara asing dianggap antek-antek asing, terus make kendaraan buatan negeri luar sana juga sama aja dong ? Antek-antek asing juga kan ?

2. Kalo listrik mati gimana ?



Listrik toh gak mati selamanya, energinya juga gak harus di cas 24jam nonstop. Seperti ponsel ato gadget yang ada sekarang, dicas dulu, nanti bisa dipakai sampai daya nya habis. Kalau daya nya sudah kecil kan bisa dicas dulu sebelum listrik padam.

Kalau dirasa ribet, yaudah gak usah pake mobil listrik, saya rasa gak ada keharusan untuk penggunaannya, seperti halnya sekarang, lebih banyak pakai produk luar atau produk bangsa sendiri ?
Gak ada paksaannya kan ?
Cuma ada himbauan "Cintailah produk-produk Indonesia"

3. "Don't Change the Winning Team"

Team mana yang menang ?
Mesin diesel kah ?

Mesin diesel entah dapat bertahan berapa lama lagi, khususnya di negara ini, yang mayoritas penduduk memilik kendaraan diesel yang mengkonsumsi BBM.

Banyak dari kendaraan milik pribadi bahkan sudah tidak layak pakai dan tidak dirawat, hasilnya emisi yang sangat buruk. Asap hasil pembakaran mesin diesel dari kendaraan ada yang mengandung logam-logam berat berbahaya, bahkan ada yang kandungan dapat menyebabkan (maaf) kemandulan. Belum lagi gas karbonmonoksida (CO) nya yang jika terpapar cukup lama dapat menyebabkan kematian, selain Global Warming tentunya.

Team Diesel bukanlah Team yang menang, mengingat sumber bahan bakarnya mulai berkurang. (Memnagnya kenapa selama ini harga BBM naik, kalau bukan karena keberadaannya yang mulai langka ?)

Tentu saja butuh alternatif, butuh perubahan.

Saya rasa Quote tersebut gak cocok dengan kondisi sekarang.

Namun, selain kritikan tersebut ada juga tulisan positif yang cerdas, misalnya komentar Kaskus berikut :


atau artikel berikut ini :

http://autonetmagz.com/edan-mobil-listrik-buatan-indonesia-tak-lolos-uji-emisi-dan-diperkarakan/31047/

Link-Link terkait :
http://www.solopos.com/2013/01/13/pencipta-ferrari-listrik-pembongkaran-tucuxi-sebabkan-rem-airbag-lumpuh-367702
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/14/10104575/Kisah.Danet.si.Pencipta.Tucuxi

Seharusnya berita ini didiskusikan dengan cerdas bukan dengan pembodohan publik.
Buktinya jangan dikarang, bukankah Hukum harus Bersih ?
Penyelidikkannya juga harus jelas dan benar, jangan ngawur, setiap detail kesalahan dilimpahkan pada creator.

0 komentar:

Posting Komentar