WHAT'S NEW?
Loading...

Book Review : A Most Wanted Man

"Salah satu karya terbaik Le Carre--plot yang penuh intrik, tulisan yang indah, dan mengandung isu kekinian."
-Los Angeles Times

Judul Buku : A Most Wanted Man
ISBN : 978 — 602 —1306 –46 - 8
Penerbit : Noura Books
Penulis : John le Carre
Cetakan ke : Pertama (Juli, 2014)
Tebal : 461halaman + cover
_________________________________________________________________________________

Blurb

Issa, pemuda Muslim kurus kering dan setengah gila, tampak berkeliaran di Hamburg. Mengaku ingin sekolah di Jerman, pria misterius Chechnya-Rusia itu bersikeras untuk menemui seorang bankir ternama di Jerman.

Pengacara andal, Annabel Richter, tanpa sengaja menangani kasus pro bono Issa demi mencegah pemuda itu di deportasi. Anna pun mempertemukan Issa dengan sang bankir. Bagaikan kotak pandora yang terbuka, konspirasi dan intrik politik sedikit demi sedikit terkuak. Keberadaan Issa di Hamburg berkembang menjadi isu keamanan nasional, membuat gusar agen Rahasia, Gunther Bachmann. Penyelidikkan identitas Issa menjadi prioritas utama sang agen.

Siapa sesungguhnya Issa? Mungkinkah dia terlibat dalam konspirasi seperti dugaan Bachmann?

Salah satu karya terbaik John le Carre ini telah diangkat ke layar lebar dan terpilih sebagai Official Selection Sundance Film Festival.

-----------------------------------------------------------------------------

“Klasik... kisah provokatif dan hanya bisa ditulis oleh seorang le Carre.”
-USA Today

“Salah satu karya terbaik le Carre—plot yang penuh intrik, tulisan yang indah, dan menandung isu kekinian.”
-Los Angeles Times

_________________________________________________________________________________


WASPADA TERHADAP SPOILER---
--SPOILER TERJADI BUKAN KARENA ADA NIAT PELAKU TETAPI DIDUKUNG KESEMPATAN DAN PERASAAN--

Well, terkait buku ini, saya merasa bahwa saya akan terhanyut dalam emosi pribadi dalam pengulasannya. Jadi terlebih dahulu, saya akan meminta maaf untuk hal tersebut.

Oh ya, karena saya belum menonton filmnya, saya tidak bisa memberikan gambaran perbandingan alur pada novel dan filmnya..

Okay langsung saja, review ala-ala saya~

Buku ini berlatar belakang di Jerman pasca tragedi 11/9, dimana saat itu badan Intelejen dari berbagai negara  terutama Amerika.

Issa seorang Muslim ketuurunan Checnya-Rusia yang dianggap ancaman bahaya oleh pemerintah Rusia, berhasil melarikan diri dari penjaranya dan secara ilegal memasuki Kota Hamburg. Berusaha menemukan seorang bankir yang disebut-sebut akan membantunya untuk mewujudkan cita-cita menjadi seorang dokter dengan berkuliah di Jerman. Meski pada awalnya semua berjalan mulus, keberadaan Issa ternyata disadari oleh Intelejen dari Inggris, Amerika dan juga Jerman. Masing-masing badan intelejen tersebut berlomba untuk memenangkan sebuah buruan.

Harus saya akui bahwa karakter Issa sedikit membingungkan. Awalnya saya menyangka John le Carre akan menjadikan Issa sebagai villain yang pandai bersandiwara. Namun dari apa yang saya baca, saya merasakan bahwa Issa hanyalah pemuda yang mengalami trauma dan tidak seimbang dalam segi mental, mengingat banyaknya penderitaan yang dialaminya akibat terlahir sebagai seorang Muslim Checnya dan juga keturunan ayahnya.

Akibat serangan teroris yang meningkat saat itu, banyak badan Intelejen negara yang menaruh curiga kepada setiap muslim asing yang tinggal atau datang ke negara mereka. Termasuk sebuah badan Intelejen Jerman di Hamburg yang dipimpin oleh Gunther Bachmann yang mencoba menyelidiki Issa secara perlahan, berharap kehadirannya belum tercium badan intelejen dari negara lain.

Seorang keluarga asal Turki yang membantu merawat Issa mulai dicurigai sebagai sebuah kelompok teroris yang sedang merekrut anggota baru. Khwatir dengan keadaan Issa yang kian buruk dan berharap agar Issa dapat mewujudkan mimpinya dan menjalani hidup yang layak, keluarga tersebuh meminta bantuan pada seorang pengacara dari sebuah suaka, Annabel Richter.

Annabel Richter yang merasa gagal menangani kasus HAM seorang muslim sebelum ia bertemu Issa, berjanji pada dirinya untuk menyelamatkan Issa, dan tidak ingin melihat lagi klien-nya kemudian harus menghilang begitu saja. Setelah berhasil  mempertemukan Issa dan bankir yang ingin ia temui, Tommy Brue, dan menganalisa kondisi Issa, Annabel dan Brue sepakat bahwa keberadaan Issa di rumah keluarga yang telah merawatnya akan membahayakan keluarga tersebut. Oleh karena itu, Brue dan Annabel mencoba mengusahakan suatu perlindungna diam-diam dan pengobatan untuk Issa.

Hanya saja, kedatangan Annabel yang saat itu menggunakan penutup kepala, mengikuti keinginan Issa, dan membawa Brue bersamanya, semakin meyakinkan Bachmann bahwa rumah tersebut sedang merekrut anggota baru dan menjadi basis teroris di sana. Hal tersebut membuat Bachmann semakin ingin mendekati buruannya, terlebih setelah dia mengetahui bahwa badan Intelejen Inggris dan Amerika juga sedang mengendus-endus keberadaan Issa.

Saat intelejen Inggris, Ian Lantern melakukan kontak dengan Brue, Bachmann dengan segera mendekati Annabel yang membantu persembunyian sementara Issa.  Masing-masingnya memiliki cara yang berbeda untuk menyelesaikan kasus ini. Namun, baik Brue dan Annabel berhasil membuat kesepakatan dengan ‘pengawas’ mereka (Lantern dan Bachmann) untuk tidak menyakiti Issa dan memberikan suaka kepadanya.

Bachman yang merasa terdesak meminta bantuan Axelrod, atasannya agar kasus Issa dapat diselesaikan dengan caranya. Rencana Bachmann untuk memanfaatkan Issa agar menjebak Dr. Abdullah yang rutin memberikan 5% pendapatannya sebagai bantuan kepada teroris awalnya diterima baik oleh badan Intelejen Inggris dan Amerika yang telah diajak untuk bekerjasama.

Rencana Bachmann ini bisa dibilang seperti ‘menangkap dua lalat dalam sekali tepukkan, ia meyakinkan dirinya bahwa dia bisa  membuat seseorang yang sebelumnya tak terlibat menjadi terlibat dalam suatu kasus dengan skenario yang sudah ia siapkan. Saya rasa rencananya inilah yang membuat Erna Frey, salah seorang anggotanya yang ditugasi menemani dan mengawasi Annabel untuk mundur. Karena sebelum menyebutkan bahwa ia ingin pensiun, Erna Frey sembat berdebat dengan Bachmann tentang janji kesepakatannya dengan Annabel dan posisi Issa dalam rencananya, juga pencabutan izin tinggal keluarga Turki yang merawat Issa.

Sejujurnya pada detik-detik terakhir saya pikir Bachmann mengubah rencananya, dan hanya ingin menangkap Dr. Abdullah dan menjadikan Issa sebagai piion utama kesuksesan rencananya dan berhak mendapatkan apa yang telah ia janjikan untuk pemuda itu pada Annabel. Ya, setelah memanfaatkan Issa untuk meberikan uang pada Dr. Abdullah. Namun, setelah Intelejen Amerika, Martha  dan Newton dengan Lantern tidak menyepakati rencana akhir Bachmann dan justru menangkap Dr. Abdullah dan juga Issa atas tuntutan yang sama, memberikan dana bantuan pada teroris, saya merasa ragu bahwa Bachmann benar-benar telah mengubah rencana awalnya.

Saya sepakat bahwa ini adalah isu kekinian, banyak media menyebutnya Islamophobia, tapi saya lebih sepakat bahwa ini adalah tindakan meng-generalisasi-kan Muslim dalam kelompok teroris, yang justru membuat Muslim merasa lebih takut dan tidak aman untuk beraktivitas karena seringkali merasa takut.

Terkadang kegelapan menarik lebih banyak perhatian daripada cahaya.”
-          Issa, Page 230
Saya sangat sedih dengan ending-nya terutama pada Issa, saya benar-benar berharap keinginannya yang ia ungkapkan pada Annabel sebelum mereka berangkat menuju bank milik Brue untuk menemui Dr. Abdullah terwujud.

-----------------------------------------------------------------------


TENTANG PENULIS

John le Carre adalah novelis spionase  ternama yang berasal dari Inggris. Pada tahun 1950-an – 1960-an, dia pernah menjadi anggota Badan Intelejen Inggris di tim M15 dan M16. Di tengah kegiatannya sebagai tim intelejen, dia menulis novel, dan mulai meninggalkan M16 setelah salah satu novelnya The Spy Who Come in from the Cold (1963), menjadi bestseller Inggris.
Selama menjadi penulis, le Carre sudah mendapatkan banyak penghargaan, mulai dari Helmerich Award sampai Goethe Medal. Dia juga termasuk dalam daftar “50 Besar Penulis Terbaik Sejak 1945” pada 2008.
Sebagian besar karyanya telah diangkat ke dalam film dan drama. Dan, A Most Wanted Man adalah salah satunya.

_____________________________________________

Cuma segitu sih, gak apalah ya..

Well, boleh coba dibaca ini saat menikmati ‘me time’, sambil menyeduh teh di sore hari.
Semoga menginspirasi. Hhehe..
Sekian, ciao~

0 komentar:

Posting Komentar