WHAT'S NEW?
Loading...

The Fault in Our Stars


...Aku tidak tahu mengapa cowok mengharapkan cewek untuk menyukai film cowok. Kami tidak mengharapkan mereka untuk menyukai film cewek...(Hazel Grace Lancaster)
_________________________________________________________________________________

"Boleh menemuimu lagi ?" tanyanya. Ada kegugupan yang memikat dalam suaranya.

Aku tersenyum. "Tentu saja."

"Besok ?" tanyanya.

"Sabar, Belalang," kataku menasihati. "Kau tidak ingin kelihatan terlalu bersemangat."

"Benar, itulah sebabnya kubilang besok," katanya. "Aku ingin menemuimu lagi malam ini. Tapi, aku bersedia menunggu semalaman dan hampir sepanjang esok."

Aku memutar bola mata.
"Aku serius," katanya.
"Kau bahkan tidak mengenalku," kataku. Aku meraih buku dari dasbor di tengah. "Bagaimana jika aku meneleponmu ketika sudah selesai membaca ini ?"
"Tapi, kau bahkan tidak punya nomor teleponku," katanya.
"Aku sangat curiga kau menuliskannya di dalam buku ini."
Augustus tersenyum konyol. "Dan, kau bilang kita tidak saling mengenal."

_______________________________________________________________

well, ini gak seperti buku tentang pengidap kanker kanker yang biasa ayas baca, yang isinya tentang kesulitan sebagai penderita kanker, cerita sedih dan senangnya, ataupun cerita perjuangannya. Menurut pendapat ayas, novel ini lebih menunjukkan sisi romansa yang unik antar pengidap kanker, ditambah pikiran-pikiran logis yang spontan, bukan kata-kata penuh kegombalan dan basa-basi.

Love It~

lebih asikan baca bukunya lho ketimbang filmnya :3
heeehee..




0 komentar:

Posting Komentar