WHAT'S NEW?
Loading...

Surat untuk Sahabat


dear,

awalnya aku ragu menuliskan kata-kata itu, maklum pengetahuan bahasa asingku tak cukup bagus.
aku takut salah mengeja dan memahami, hingga mungkin kau akan berhenti membaca tulisan ini.

ah, maafkan untaian kataku yang berantakkan, kau tau aku tak cukup handal merangkai kata.

apa kau mulai bingung ?
karena aku mulai kebingungan di sini.

ah sudahlah, biarku jelaskan saja, padamu dan pada yang lainnya yang tengah membaca tulisan ini, Eliza Aldani itu sahabatku, bagian dari keluarga kecilku, terkadang ia seperti seorang kakak bagiku, namun tak jarang aku dengan 'sok tua' memandang ia seperti adik sendiri.
Jadi yang ingin ku katakan adalah, aku menyayanginya, seperti menyayangi keluargaku, karena ia berarti bagiku.
keluarga adalah ikatan paling berharga yang kumiliki.

Hei, sepertinya aku telah berbicara terlalu jauh dan terlalu sulit untuk dimengerti.

sudahlah, lupakan saja,
jangan sampai kau kebingungan hanya karena tulisan ini. Ingat, masih ada teori kuliah yang lebih membingungkan dan lebih berarti untuk dipahami, dan itu bukan tulisan ini.

sungguh,
ini hanya sebuah tulisan yang kukirimkan sebagai balasan diari yg kau buat.

Aku membaca tulisanmu, 
ya, tulisan itu,

Aku baru saja terbangun, masih meragu akan diriku yang merasa kesepian.
Tidak, bukan karena di sini sepi, di sini cukup ramai, ada banyak wajah yg dapat kulihat dan ku sapa.
Hanya saja aku tak menemukan yang mampu memahami dan mengerti diriku, tak kutemukan dia yang mampu menjadi sahabatku, seperti kita dulu.

Membaca tulisanmu mengingatkanku pada masa lalu, saat dimana aku merasa tak sesepi di sini.

Sebuah kisah ketika nama Liza menemani lembaran kisah kecilku.

Ia bernama Eliza Aldani, yang tersayang, sahabatku.

Aku mengagumimu, mengagumi kisah dan kepandaianmu.
Beruntung mengenalmu, membuatku punya sebuah motivasi, 

Dari kisah yg kau tuliskan aku tampak sangat mengagumkan,
tapi sungguh aku tak sehebat itu.

Aku hanya seseorang yang tak menginginkan bakatmu terpendam, karena aku tau kau mampu melakukannya lebih baik.
Jauh lebih baik.
Namun dirimu tak menyadari itu.
Aku hanya membantumu melihat apa yang telah kau dapatkan, hanya itu.

Ingatkah kita pernah berdebat tentang banyak hal ?
Kau tau, saat itu aku sadar, suatu hari kelak kau akan mampu berdiri, menyampaikan teori dan pendapatmu dihadapan khalayak banyak, mungkin salah satunya saat sidang kuliahmu nanti.
Kau akan berdiri di depan penguji, menyampaikan apa yg telah kau temukan selama ini, bahkan mungkin itu adalah sesuatu yg baru, yg tak di sadari banyak orang.

ah, aku mulai bicara 'ngawur' lagi.
aku memang sulit berbicara terikat pada sebuah topik, ya, aku memang tipikal orang yg tak suka terperangkap dalam kotak-kotak peraturan.
beberapa peraturan tepatnya.

Jadi mungkin tulisan ini aku cukupkan sampai di sini,

yang ingin ku katakan adalah, aku bahagia mengenalmu
Aku selalu bahagia ada orang-orang yg mau menuliskan dirinya dalam dongeng hidupku, entah dia protagonis atau antagonis, atau apapun itu,
aku akan bahagia menerimanya,
terlebih jika orang tersebut menjadi seseorang yg spesial, karibku.

ah, ukhti
tampaknya tulisan ini tak punya ujung dan pangkal,
padahal aku sudah kesulitan mengetik dengan keypad ponselku.

terimakasih kau masih mengingatku, untuk jiwa 'sok tua' yang tumbuh dalam diriku hanya itu yang kuharapkan,
kau tak melupakanku, dan kau dapat hidup bahagia dengan bebas, 
akan menyedihkan jika melihat orang lain menitikkan air mata karena luka, terlebih jika ia keluargaku, dan kau adalah keluargaku.
untuk sayapmu yang dulu tak mampu terbang, jangan pernah biarkan ia berhenti saat ini, esok, hingga kapanpun itu.

Kau tau kisah haru para elang ?
Jadikah kuat seperti mereka melewati saat-saat sulit dalam hidupnya.

walau terdengar seperti nasìhat seorang ibu pada anaknya di rantau, ketahuilah aku bersungguh-sungguh.

maaf tak berkaitan dgn tulisanmu, aku hanya sedang kesepian dan ingin berkisah bersama rasa rindu tentang kisah sahabat lawasku,


0 komentar:

Posting Komentar