WHAT'S NEW?
Loading...

Book Review : Melipat Jarak

Review Buku Penivia


Judul Buku : Melipat Jarak (Sepilihan Sajak)
ISBN : 978-60203-1873-8
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Sapardi Djoko Damono
Cetakan ke : Pertama (September, 2015)
Tebal : 178halaman + cover

__________________________________________________________________________________

Blurb


SAJAK-SAJAK KECIL TENTANG CINTA

/1/
Mencintai angin
Harus menjadi suit
Mencintai air
Harus menjadi ricik
Mencitai gunung
harus menjadi terjal
mencintai api
harus menjadi jilat

/2/
Mencintai cakrawala
Harus menebas jarak

/3/
Mencintai-Mu
Harus menjelma aku


___________________________________________________________________________________


Melipat Jarak berisi 75 sajak yang dipilih dari buku-buku puisi kaarya Sapardi Djoko Damono yang terbit antara 1998-2015 yakni Arloji, Ayat-ayat Api, Ada Berita Apa, Den Sastro?, Mata Jendela, Kolam, Namaku Sita. Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita, dan Babat Batu.
___________________________________________________________________________________


Seperti buku kumpulan sajak Sapardi Djoko Damono lainnya, buku ini salah satu favorit saya, terutama karena dibuat dengan hard cover dan memiliki warna utama grey alias abu-abu. Warna dan desain covernya pun sederhana namun perpaduannya memukau, tentu saja aromanya pun begitu.

Karena sajak di dalamnya merupakan pilihan dari Hasif Amini dan Sapardi Djoko Damono sendiri, tentunya sajak dalam buku ini istimewa. Tapi, saya tak hendak memberi tahu apa saja judul sajak tersebut, biarlah semuanya menerka atau mencari tahu sendiri.

Asik dibaca sembari menyeduh kopi atau teh di senja hari, menikmati kebisingan kota ataupun kesunyian pedesaan seraya mengulang kenangaan dan memikirkan masa depan.
*uhuk*
__________________________________________________________

Beberapa yang sangat saya sukai, antara lain Tiga Percakapan Telepon

/1/
"Jadi kau tak akan kembali?
Kenapa tidak dulu-dulu bilang
bahwa kau..."

"Aku capek."

"akan meninggalkanku,
karena aku tak mampu
memberimu..."

"Aku bosan."

"anak. Jadi kau tak akan
kembali? Rumah kita
akan menjelma..."

"Aku kecewa."

"kuburan. Kau akan kutanam
di sudut selatan
pekarangan..."

"Aku benci."

"di tempat kita biasanya
menguburkan tikus
yang tak habis..."

"Aku..."

"dimakan kucing
kesayanganmu"

____________________________


dan juga, Secarik Kertas

Simpan secarik kertas ini agar kau selalu ingat padaku.
Tapi tampaknya ia malah selalu ingat padamu dan tak
pernah mau berbicara baik-baik padaku.
Simpan saja aku baik-baik kalau begitu agar kertas itu 
mau mengucapkan sesuatu padamu tentang aku---selalu.
Meskipun kau tak ingat lagi apa yang tertulis di situ.

_____________

pun, Doa

Kau pun buru-buru menangkap doa yang baru selesai
kauuapkan dan memenjarakannya di selembar kertas. Ia
abadi di situ.
Ia sudah mulai merasa tenang dilembaran kertas yang
hening ketika malam ini kau melisankanya keras-keras.
Alangkah indah bunyinya.
Tidak ada yang pernah mengatakan padaku seperti
apa sebenarnya hubunganmu dengan doa itu.

________________

juga, Kenangan

/1/
ia meletakkan kenangannya
dengan sangat hati-hati
di laci meja dan menguncinya
memasukkan anak kunci ke saku celana
sebelum berangkat ke sebuah kota
yang sudah sangat lama hapus
dari peta yang pernah digambarnya
pada suatu musim layang-layang

/2/
tak di dengarnya lagi 
suara air mulai mendidih
di laci yang rapat terkunci

/3/
ia telah meletakkan hidupnya
di antara tanda petik

__________________________


75 sajak dalam buku ini dipilih oleh Hasif Amini dan Sapardi Djoko Damono dari sejumlah kumpulan sajak yang terbit antara 1998-2015 antara lain dengan maksud untuk melengkapi Hujan Bulan Juni yang terbit pertama kali tahun 1994 yang mencakup sajak-sajak yang ditulis antara 1959-1994.
Sapardi Penyair menulis puisi sejak 1957, pertama kali menerbitkan duka-Mu abadi tahun 1969 yang diikuti oleh dua kumpulan sajak tipis pada tahun 1974, Mata Pisau dan Akuarium. Perahu Kertas dan Sihir Hujan masing-masing mendapat penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan Anugerah Puisi Putra, Malaysia pada tahun 1983.
Sajak-sajak dalam buku ini dipilih dari buku-buku puisi yang terbit antara tahun 1998-2015 yakni Ayat-ayat Api, Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro?, Mata Jendela, Kolam, Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita, Sita, dan Babab Batu.
Sapardi juga menulis cerpen dan novel, antara lain Membunuh Orang Gila, Trilogi Soerkam dan Hujan Bulan Juni. Buku-Buku esainya yang mutakhir adalah Tirani Demokrasi, Slamet Rahardjo. Sebuah Esai, Mengapa Ksatria Memerlukan Punakawan?, dan Alih Wahana.
Pada tahun 2012 Akademi Jakarta memberinya penghargaan untuk pencapaian seumur hidup dalam bidang kesusastraan dan kebudayaan. Ia pensiunan Universitas Indonesia, masih mengajar di Program Pascasarjana FIB-UI, Universitas Dipenogero, Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, dan Institut Kesenian (IKJ). Di lembaga yang disebut terakhir itu ia menjabat sebagai Ketua Senat Akademik.

________________________

And of course there must be something wrong
In wanting to silence any song
-Robert Frost-

0 komentar:

Posting Komentar